JAKARTA – Setelah beberapa bulan kosong, akhirnya kursi Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) terisi. Presiden Joko Widodo menetapkan Prof. Dr. Eng, Eniya Listiani Dewi, B Eng M Eng  sebagai Dirjen EBTKE Kementerian ESDM yang baru.

Eniya merupakan Peneliti Ahli Utama Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) yang dalam beberapa waktu kebelakang ini aktif meneliti tentang pemanfaatan hidrogen untuk bahan bakar transportasi. Dia juga dikenal sebagai Presiden Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE).

Ia menamatkan pendidikan sarjana hingga doktor di  Waseda University di Jepang. Sebagai ilmuwan yang cemerlang, Eniya meraih penghargaan Habibie Award dari The Habibie Center, pada 30 November 2010. Wanita yang memasang status “realizing the hydrogen city in Indonesia is my long dream” di salah satu media sosial miliknya tersebut merupakan penerima Habibie Award atau Anugerah Habibie termuda sepanjang sejarah Habibie Award. Penghargaan ini dikantunginya bersama dengan penghargaan lain, baik dari Indonesia maupun dari Jepang, karena keberhasilannya menemukan katalis baru untuk sel bahan bakar.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan pekerjaan utama Dirjen EBTKE adalah memastikan transisi energi berjalan di tanah air. “Kepada Direktur Jenderal yang baru dilantik dan jajarannya yang baru dirotasi saya berharap dapat terus melakukan pengembangan transisi energi menuju NZE. Kita tahu hal ini dilatarbelakangi komitmen internasional dan pemerintah Indonesia untuk kurangi emisi gas rumah kaca dengan kontribusi energi yang besar di 2030, berjumlah hampir 360 juta ton CO2 emissions,” ungkap Arifin dalam pelantikan, di Jakarta, Kamis (14/3).

Selain itu, Menteri ESDM juga meminta Eniya untuk bergerak dengan jajarannya memastikan pendanaan dari negara bisa dimanfaatkan untuk percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berbasis EBT. Tidak lupa Arifin meminta Dirjen EBTKE juga aktif dan segera menyelesaikan Undang – Undang EBT.

“Pastikan pendanaan APBN, non APBN, dan lainnya bisa biayai proyek prirotas dengan bunga rendah seperti pembangunan transmisi dan proyek pembangkit listrik EBT guna mendukung pengembangan industri dan segera selesaikan Rancangan UU EBT,” kata Arifin. (RI)