JAKARTA – PT PLN (Persero) melalui PT PLN Gas and Geothermal menunjuk Star Energy sebagai mitra untuk mengembangkan potensi di Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) Kepahiang di Bengkulu. Informasi itu disampaikan oleh Harris Yahya, Direktur Panas Bumi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM.

Harris memang belum bisa menjelaskan secara detail terkait penunjukkan Star Energy yang merupakan salah satu badan usaha swasta yang cukup aktif mengembangkan potensi panas bumi di tanah air.

Menurut Harris ditunjuknya Star Energy ini jadi kabar baik pasalnya WKP penugasan ke BUMN selama lima tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan alias belum digarap.

“Baru satu, Kepahiang. Star Energy (yang dapat),” kata Harris ditemui di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis (18/1).

Kepahiang jadi satu dari sembilan WKP yang ditugaskan kepada PLN untuk dikembangkan. Namun hingga kini belum ada satupun WKP yang sudah berproduksi.

WKP Kepahiang berada di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong. Panas bumi di lokasi ini telah ditetapkan menjadi wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan SK 2847 K/30/MEM/2012 tertanggal 27-09-2012.

WKP Kepahiang disebut juga dengan WKP Gunung Kaba, sebab memang sumber panas buminya berada di Gunung Kaba. Potensinya panas bumi di Kepahiang sebesar 74 MW (spekulatif) dan 180 MW (terduga).

Adapun selain Kepahiang, ada delapan wilayah lain yang ditugaskan ke PLN diantaranya Tulehu di Maluku Tengah, Atadei di Nusa Tenggara Timur, Songa Wayaua di Halmahera Selatan, Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Ungaran di Jawa Tengah, Oka Ile Ange di NTT, Gunung Sirung di NTT, Danau Ranau di Sumatera Selatan dan Lampung Barat.

Star Energy sendiri saat ini telah beroperasi di tiga WKP diantaranya di Wayang Windu, Salak, dan Darajat. Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd di Pangalengan mengoperasikan fasilitas geotermal dengan kapasitas pembangkitan bruto sebesar 230,5 MW.

Di Sukabumi, Star Energy Geothermal Salak Ltd mengelola salah satu ladang panas bumi terbesar di dunia, dengan kapasitas pembangkitan bruto sebesar 201 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 180 MW. Sementara di Garut, Star Energy Geothermal Darajat Ltd memiliki kapasitas pembangkitan kotor sebesar 219,5 MW dan kapasitas penjualan uap sebesar 55 MW. (RI)