JAKARTA – PT PLN (Persero) menargetkan akuisisi tambang batu bara untuk mendukung pasokan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang bisa rampung pada tahun ini. Tercatat ada delapan wilayah tambang yang ditargetkan mencapai kesepakatan pada Juni 2018 untuk memasok PLTU Jambi, Riau, Sumsel 6, Kalselteng 3, Kalselteng 4, Kalselteng 5, Kaltim 3, dan PLTU Kaltim 5.

Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PLN, mengungkapkan ada beberapa wilayah tambang yang saat ini sudah masuk finalisasi pembicaraan seperti untuk kebutuhan PLTU Mulut Tambang Jambi 1, Kalselteng 3, Kaltim 5 serta PLTU Riau.

“Yang sudah itu Riau, sedang proses akuisisi tapi sudah sepakat. Jadi ada yang sudah kami akuisisi, ada juga yang sudah sepakat. Lalu untuk Kaltim 5, itu yang sepakat ya. Kemudian Jambi sudah final,” kata Iwan saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Selasa (27/2).

PLTU Mulut Tambang Jambi 1 dan 2, Riau-1 dan Sumsel 6 memiliki kapasitas masing-masing 600 megawatt (MW) serta ditargetkan rampung pada 2021.

PLTU lainnya Kalselteng 3, Kalselteng 4, Kalselteng 5, Kaltim 3 dan Kaltim 5 memiliki kapasitas masing-masing 200 MW dengan target rampung antara 2021-2022.

Akuisisi tambang batu bara dilakukan guna meminimalkan dampak fluktuasi harga batu bara di pasar. Akuisisi dilakukan melalui kerja sama anak usaha PLN dengan IPP untuk PLTU Mulut Tambang, yakni membangun pembangkit sekaligus menguasai tambang.  Seluruh tambang yang diakuisisi dapat mendukung pembangkit dengan kapasitas 6.000-7.000 megawatt (MW).

“Total kira-kira 6.000-7.000 MW untuk semua ada delapan,” ungkap Iwan.

Dia menambahkan skema akuisisi setiap tambang bisa berbeda-beda, namun perusahaan tetap berkeinginan menjadi pemilik mayoritas.

“Itu full pendanaan PLN. Kami kalau ambil 51%. Nilai 51% tergantung, tunggu due diligence dulu,” tandas Iwan.(RI)