JAKARTA – PHE Tuban East Java (PHE TEJ), anak usaha subholding upstream Pertamina atau Pertamina Hulu Energi (PHE) secara resmi telah melakukan tajak sumur pengembangan sumur Mudi-26. Proses peresmian tajak sumur pengembangan Mudi-26 tersebut dilakukan pada pekan lalu.

Taufik Aditiyawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, mengungkapkan kegiatan pengboran tetap dilakukan untuk antisipasi penurunan produksi alami yang terjadi pada sumur-sumur Pertamina.

“Kegiatan tajak sumur ini merupakan langkah mitigasi penurunan produksi dalam menambah cadangan minyak dan gas bumi negeri,” ujar Taufik, Selasa (21/7).

Lebih lanjut dia menjelaskan, kegiatan tajak sumur ini dilakukan sesuai target yang direncanakan, yakni dengan target kedalaman 9.604 ftMD atau 8561 ftTVD dan dilakukan selama 36 hari. Pada pengeboran tersebut PHE TEJ menggandeng PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI), anak usaha Pertamina di sektor jasa pengeboran.

Darwin Tangkalalo, General Manager PHE Tuban East Java, mengatakan kegiatan tajak sumur diproyeksi dapat menghasilkan sumber daya migas dengan target 210 barel per hari (bph) dengan masa akhir kontrak pada 2038.

Wilayah Tuban menjadi salah satu wilayah yang paling banyak kegiatan produksi minyak dan gas bumi. Untuk itu pemerintah daerah setempat berharap pengeboran kali ini juga dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk ikut merasakan keberadaan sumber daya alam yang ada di dalam tanah Tuban.

Nur Nahar Husein, Wakil Bupati Tuban mengatakan, Pemerintah Kabupaten Tuban mendukung langkah PHE TEJ dalam kegiatan operasi produksi di wilayah Tuban, khususnya di Desa Rahayu.

“Selain berkontribusi terhadap kemajuan desa Rahayu, PHE TEJ juga memberdayakan 62% tenaga kerja lokal dari total tenaga kerja dalam kegiatan ini, karena itu kami siap mendukung kegiatan operasional PHE TEJ,” ungkap Nur.

Tajak sumur tersebut boleh jadi menjadi salah satu respon Pertamina yang diminta terus meningkatkan kegiatan operasi dan produksi minyak. Ini tentu tidal lepas dari realisasi produksi minyak Pertamina pada semester I 2020 yang banyak tidak mencapai target.

Beberapa anak usaha Pertamina yang belum capai target lifting minyaknya diantaranya, Pertamina EP realisasinya 80.499 bph atau 89,4%dari target APBN 2020 90.000 bph.

Lalu ada Pertamina Hulu Mahakam 29.832 ribu bph atau 99% dari target 30.120 bph.

Kedua, PHE OSES 26.715 bph atau 84,3% dari target APBN 2020 sebanyak 28.007 bph. Ketiga, Pertamina Hulu Kalimantan Timur realisasi 10.387 bph atau 91,3% dari target APBN 2020 11.380 bph.

Keempat, BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu realisasi 9.271 bph atau 75,8% dari target APBN 2020 12.239 bph.(RI)