JAKARTA – PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN sebagai Subholding Gas Pertamina bekerjasama dengan Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) dan Petrochina Internasional Jabung Ltd untuk mendapatkan potensi penambahan pasokan gas melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) jual beli gas.

PGN menandatangani MOU dengan HCML untuk jual beli gas dari Lapangan MDA-MBH-MDK-MBF, dengan jumlah kontrak harian 14 juta kaki kubik per hari (MMscfd) untuk tahun 2022-2024 dan 25 MMscfd untuk tahun 2025 dan seterusnya.

Selain itu, PGN juga menandatangani MoU dengan Petrochina International Jabung untuk jual beli gas dari PSC Blok Jabung dengan volume sekitar 5-20 BBTUD yang akan digunakan PGN untuk tahun 2024 – 2028. Pasokan gas dari Petrochina akan dimanfaatkan PGN untuk memenuhi kebutuhan gas di Batam yang terus bertumbuh.

M. Haryo Yunianti, Direktur Utama PGN, mengungkapkan tambahan pasokan dari HCML akan memperkuat pasokan di wilayah Jawa Timur dan sekaligus melanjutkan kerjasama.

“Bulan lalu PGN dan HCML menyepakati jual beli gas dari Lapangan 3M, sehingga kali ini menjadi kerjasama lanjutan untuk pembelian gas dari Lapangan 4M. Sedangkan untuk tambahan pasokan dari Blok Jabung akan memperkuat pasokan gas untuk wilayah Batam.” ujar Haryo (25/11).

Pasokan gas dari Petrochina ke PGN ini merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan gas domestik.

Haryo menjelaskan bahwa pelaksanaan MoU merupakan bagian dari upaya PGN menciptakan ekosistem perekonomian yang baik dengan menyediakan pasokan gas yang terjaga dan harga yang kompetitif. Dengan bertambahnya pasokan multisource akan menambah kepercayaan diri PGN dalam memperluas market gas bumi.

Disamping itu, dengan sistem infrastruktur gas bumi yang terintegrasi, maka alokasi gas yang ada diharapkan dapat disalurkan multi destinasi dan PGN ingin memasifkan peran gas bumi yang diprediksi semakin vital di masa transisi energi global.

PGN kata Haryo memproyeksikan bahwa permintaan gas akan meningkat, maka perusahaan akan mendorong untuk menambah sumber-sumber pasokan dan meningkatkan jangkauan infrastruktur gas.

Tujuannya, agar gas bumi bisa memberikan dampak berganda pada kemandirian energi, hilirisasi industri gas, serta memberi dampak positif lainnya bagi perekonomian nasional,” pungkas Haryo. (RI)