Pipa gas PGN.

Pipa gas PGN.

JAKARTA – PT PGN (Persero) Tbk akan mengkaji kemungkinan untuk menjadi operator di bisnis hulu gas, pada tiga sampai lima tahun ke depan. Untuk itu, emiten energi berkode PGAS ini telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) terutama yang terkait dengan keahlian geologi dan geofisika.

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko PGN, M Wahid Sutopo mengungkapkan, langkah masuk ke hulu adalah bagian dari upaya untuk mengamankan pasokan gas. Seperti diketahui, sampai saat ini jaminan pasokan dari produsen gas di hulu, belum dapat sepenuhnya menutupi kebutuhan konsumen gas PGN, yang mayoritas adalah kalangan industri di dalam negeri.

Selain itu, kata Wahid, PGN sebagai perusahaan nasional, sudah harus ancang-ancang untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan asing di sektor hulu gas, yang banyak mengincar blok-blok gas di Indonesia. Salah satunya yang cukup agresif saat ini adalah Myanmar.

Memang, ujarnya, untuk bisnis hulu PGN saat ini baru sebatas berpartisipasi. PGN saat ini memegang sebagian Participating Interest (PI) atas tiga blok gas di dalam negeri. Yakni Blok Bangkinai di Kalimantan Timur, dan dua blok di Jawa Timur yaitu Blok Ketapang dan Ujung Pangkah.

Di tiga blok itu, jelasnya, PGN hanya memegang PI, sedangkan operatornya perusahaan lain. Meski demikian, Wahid tidak menampik bahwa PGN juga sudah pasang kuda-kuda, untuk ke depan bisa masuk sebagai operator di bisnis hulu gas.

Untuk itu, mulai saat ini PGN telah menyiapkan SDM, jika nantinya benar-benar terjun sebagai operator mengelola lapangan gas. Meski baru sebatas berpartisipasi, di tiga blok tersebut, PGN telah menempatkan beberapa tenaga ahli geologi dan geofisika. Sehingga ketika nantinya PGN masuk menjadi operator, sumber daya manusianya sudah siap.

“Mungkin sampai dua tahun ke depan kita masih hanya memegang partisipasi di bisnis hulu. Tiga sampai lima tahun berikutnya, baru kita lihat peluang perlu tidaknya ikut menjadi operator. Itu semua juga tergantung kesiapan finansial. Kalau masuk sebagai operator, tentunya tenaga geologis dan geofisis yang kita siapkan akan lebih banyak,” tuturnya di Jakarta, Rabu, 26 Juni 2013.

PGN sendiri tahun ini sudah menyiapkan belanja modal di kisaran USD 400 – 500 juta. Anggaran itu akan digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur baru, guna memperkuat bisnis inti PGN sebagai penyalur gas untuk keperluan domestik.

Namun PGN juga meminta dukungan pemerintah di bidang regulasi.  Diantaranya regulasi dalam hal prioritas pasokan gas dari produsen di hulu.

“PGN siap membangun infrastruktur penyaluran gas di seluruh wilayah Tanah Air, tapi pasokan gas dari hulunya siap atau tidak? Kalau tidak, apa yang mau disalurkan? Dalam hal ini PGN mestinya mendapatkan prioritas, karena kaitannya dengan keamanan pasokan energi di dalam negeri,” tukasnya.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)