NUSA DUA – PT Pertamina (Persero) akhirnya telah merampungkan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau pengembangan kilang Balongan tahap I sehingga kini kemampuan produksi BBM-nya bertambah.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan dengan rampungnya fase-1 RDMP Balongan ini maka ada tambahan produksi BBM mencapai 25 ribu barel per hari (BPH). “Jadi Balongan, RDMP Balongan sudah selesai,” kata Nicke ditemui di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/8).

Rampungnya fase-1 RDMP Balongan membuat kemampuan produksi BBM ramah lingkungan Pertamina bertambah. Tidak tanggung-tanggung Pertamina mampu menambah produksi Pertamax sebesar 25 ribu BPH. “Balongan ada dua tahap pertama kapasitas dari 125 ribu BPH menjadi 150 ribu BPH. Mulai Mei tahun ini sebenarnya produksinya sudah meningkat 25 ribu BPH,” ujar Nicke.

Menurut dia, dengan rampungnya RDMP Balongan ini maka secara langsung Pertamina bisa kurangi juga impor BBM. Sehingga juga turut berkontribusi terhadap pengurangan impor BBM. “Coba saja dihitung berapa besar kita kurangi impor BBM. Itu Pertamax kita kurangi 9,1 juta barel impor. Itu kontribusi Pertamina dalam perbaikan defisit neraca perdagangan,” jelas Nicke.

Selain Balongan, proyek lainnya yang akan rampung adalah RDMP Balikpapan. Menurut Nicke juga RDMP Balikpapan rampung maka tambahan produksi BBM akan langsung meningkat secara signifikan. “Akhir tahun depan (rampung) Balikpapan tambahan produksi 110 ribu BPH,” ungkap Nicke.

Rampungnya RDMP Balongan dan akan dilanjutkan dengan proyek-proyek kilang lainnya menurut Nicke menunjukkan komitmen Pertamina dalam penyediaan energi sekaligus memastikan kesiapan pemenuhan energi fosil yang memang masih banyak dibubtuhkan.”Kalau dilihat dari proyeksi kebutuhan energi, minyak masih sangat besar kebutuhannya karena itu kita tetap kerjakan proyek pengembangan kilang. Jadi selama ini proyek-proyek kilang tetap jalan walaupun ada program transisi energi,” tegas Nicke. (RI)