JAKARTA – Pertamina Trans Kontinental (PTK) operasikan kapal tunda dual fuel yang jadi kapal tunda ramah lingkungan pertama di Indonesia.

Kapal Transko Rajawali merupakan kapal jenis harbour tug milik PTK yang menggunakan bahan bakar diesel (HSD) dan gas alam cair (LNG) dan dibangun pada tahun 2019. Ini merupakan satu-satunya kapal tunda atau tugboat berbahan bakar ganda di Indonesia.

Transko Rajawali dibuat oleh galangan PT Dok Warisan Pertama (PaxOcean). Dibangun untuk mendukung kegiatan operasional Perta Arun Gas (PAG) selaku salah satu customer PTK, Transko Rajawali kini beroperasi di wilayah perairan PAG yang terletak di Perairan Blang Lancang, Kota Lhokseumawe, Aceh.

Nepos MT Pakpahan, Direktur Utama PTK, menjelaskan Transko Rajawali menggunakan bahan bakar HSD sebagai pemantik dan dilanjutkan dengan penggunaan bahan bakar LNG ketika kapal sudah berjalan. Penggunaan bahan bakar LNG ini dapat mengurangi biaya operasional kapal serta lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi kadar emisi kapal.

“Kapal ini ramah lingkungan karena tidak banyak menghasilkan emisi,” kata Nepos, Jumat (28/4).

Utilisasi kapal tunda yang ramah lingkungan ini bertujuan untuk cost saving dalam operasional Kapal Sarana Pelabuhan khususnya efisiensi biaya bunker yang realisasinya adalah sebesar 63,2% / 727,8% juta per tahun.

Selain itu, Transko Rajawali merupakan salah satu bukti nyata PTK dalam mengimplementasikan komitmen ESG Pertamina aspek lingkungan. “Kapal ini merupakan upaya PTK dalam mendukung target capaian Pertamina untuk menurunkan emisi hingga 29% pada tahun 2030,” ujar Nepos.

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) merupakan Anak Usaha dari PT Pertamina International Shipping dalam Subholding Integrated Marine Logistic (SH IML) dan telah berpengalaman dalam bisnis jasa perkapalan, marine, dan logistik yang memiliki area operasional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. PTK akan terus bertransformasi dan tumbuh menjadi perusahaan jasa maritim yang terintegrasi dengan skala global. (RI)