KARAWANG – PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) memperluas kolaborasi dengan menggandeng Koperasi Merah Putih dalam upaya mendorong transisi energi menuju masa depan rendah karbon.

“Pertamina NRE akan membangun instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk cold storage bagi para nelayan. Kita akan membantu program yang 100 GW pemerintah Prabowo yang harapannya di 82 desa dengan Koperasi Merah Putih,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Pertamina NRE, John Anis, usai peresmian PLTS untuk nelayan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, Selasa (4/11).

Instalasi PLTS untuk cold storage nelayan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis energi bersih yang dapat direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia.

Pilot project akan dilakukan di dua desa nelayan di wilayah Sumatera pada awal 2026.

“Proyek diprioritaskan untuk wilayah desa nelayan, karena kebutuhan energi yang tinggi terutama untuk penyimpanan hasil tangkapan laut. Proyek akan dimulai dengan dua pilot desa di Sumatera, saat ini sedang difinalisasi bersama Kementerian Koperasi,” kata John.

Pertamina NRE akan mendampingi masyarakat untuk memastikan sistem PLTS berjalan baik dan memberikan manfaat berkelanjutan.

“Kita dampingi dan kita edukasi. Jangan sampai sudah dipasang tapi tidak bisa dirawat dan akhirnya mangkrak. Meskipun mereka sudah bisa jalan sendiri, kita tetap akan datang dari waktu ke waktu untuk memastikan semuanya berjalan baik,” ujar John.

John menekankan program ini penting bagi nelayan yang belum memiliki akses listrik memadai. Diketahui banyak nelayan mereka terpaksa menjual ikan dengan harga murah karena tidak memiliki fasilitas pendingin.

“Begitu mereka punya cold storage atau kulkas, harga bisa naik 10-20 persen. Itu sudah kita survei,” ungkapnya.

Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto telah menggelar pertemuan dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin(15/10/2025). Pertemuan tersebut berfokus pada percepatan program transisi energi nasional melalui pembangunan energi terbarukan, salah satunya tenaga surya.

Bahlil mengungkapkan bahwa nantinya akan dibangun solar panel 100 Gigawatt (GW) di 82 desa seluruh Indonesia. Pemerintah membuka kesempatan pada investor asing untuk turut serta dalam percepatan program ini. Melalui investasi ini, pemerintah juga mendorong kolaborasi erat antara pengusaha nasional dan BUMN dengan pihak internasional.

“Karena soal panel 100 gigawatt itu kan cukup besar, sementara kapasitas industri kita di sini hanya satu tahun tidak lebih dari 5 gigawatt. Nah oleh karena itu, pasti kita akan mencari investor asing dan bisa berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha nasional dan BUMN kita termasuk di dalamnya adalah PLN,” kata Bahlil Lahadalia.(RA)