JAKARTA – PT Pertamina EP (PEP) melalui Pertamina EP Asset 4 Papua Field melakukan konversi penggunaan bahan bakar dari diesel menjadi gas di Pembagkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Lapangan Klamono.

Abdul Rachman Para Buana, Papua Field Manager, mengatakan ini pertama kalinya PLTMG di Lapangan Klamono melakukan konversi dari pengunaan diesel menjadi gas sebagai bahan bakar operasi produksi.

“Dengan adanya konversi ini, diharapkan kinerja dan produksi lapangan Klamono dapat lebih efektif dan efisien,” kata Abdul Rachman saat melakukan Management Walkthrough (MWT) ke Lapangan produksi Klamono, Selasa (6/10).

Program konversi bertujuan mendapatkan efisiensi biaya operasi dengan mereduce konsumsi diesel lapangan Klamono sekitar 7,000 liter per hari. Program yang berkelanjutan ini dimulai sejak awal tahun 2017 dan dibagi menjadi 3 tahap.

Tahap pertama PEP melakukan instalasi flowline sepanjang 37 km, serta pemanfaatan asset-asset idle bantuan antar unit dari Field Bunyu, Tarakan dan Pangkalan Susu seperti gas engine dan scrubber. Kemudian pembuatan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan KPA (Klalin Processing Area). Pada tahap pertama, kombinasi daya disupply oleh diesel dan gas dengan konsumsi 3.000 liter dan gas 0.2 MMSCFD per harinya. Pada tahap tersebut, efisiensi biaya yang dicapai selama tahun 2019 mencapai sekitar Rp3.5 miliar.

Tahap kedua, konversi PLTMG Klamono dilanjutkan dengan gas engine dari Field Subang untuk menggantikan operasi diesel engine. Tepat 16 September 2020 operasi produksi lapangan Klamono pertama kali menggunakan 100% gas sebesar 0.3 MMSCFD sebagai bahan bakar dan mampu menghilangkan konsumsi diesel sekitar 3,000 liter per hari. Apabila dikalkulasikan, efisiensi biaya dari tahap kedua konversi PLTMG ini mencapai sekitar Rp900 juta per bulan.

Pada tahap ketiga, adalah reaktivasi sumur gas KUW-01 untuk dimanfaatkan sebagai main source gas PLTMG Klamono. Pada tahap ketiga ini, Pertamina EP Asset 4 Papua Field dapat menghapus komponen pembelian gas dari KPA dengan potensi efisiensi Rp845 juta per bulan. Kegiatan reparasi sumur dan instalasi fasilitas produksi sumur KUW-01 selesai pada Oktober 2020, dan supply gas sumur KUW-01 ditargetkan on stream pada November 2020, bersamaan dengan persetujuan Put on Production (POP) sumur.

PLTMG Klamono menjadi jantung penggerak operasi produksi migas di lapangan Klamono. Fasilitas ini menghasilkan daya hingga 1.25 MW, yang digunakan untuk mengoperasikan 132 sumur produksi dan Water Injection Plan (WIP) di Klamono dengan produksi 550 bopd.

Selain itu PLTMG Klamono juga digunakan untuk menghidupkan fasilitas-fasilitas penunjang, perkantoran, penerangan jalan hingga untuk kebutuhan listrik para pekerja yang tinggal di Klamono. Dengan konversi gas hingga 100%, dapat memicu penghematan biaya yang cukup signifikan dan dapat mengurangi cost per barrel di Papua Field. Hal ini merupakan komitmen Papua Field untuk melakukan cost reduction, terutama pada saat penurunan harga minyak dunia di tengah pandemi Covid-19

“Konversi gas PLTMG Klamono dapat terwujud berkat usaha dan perjuangan teman-teman. Saya sangat berterima kasih kepada para patriot-patriot migas yang berada di lapangan Klamono yang telah bekerja keras tidak kenal lelah, untuk memajukan Papua Field,” tandas Abdul Rachman.(RA)