JAKARTA – Kegiatan perusahaan minyak dan gas (migas) rupanya tidak melulu seputar urusan membor perut bumi. Melainkan ikut pula dalam upaya melestarikan lingkungan dan keanekaragaman hayati. Salah satunya ditunjukkan PT Pertamina EP lewat perannya ikut serta menjaga habitat Maleo. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini pun dinobatkan sebagai Bapak Angkat burung langka asal Sulawesi tengah tersebut.

Presiden Direktur PT Pertamina EP, Syamsu Alam menjelaskan, sejak 15 Januari 2012 perusahaan yang dipimpinnya telah menyatakan komitmen, untuk menjaga keseimbangan antara aspek operasi dan pelestarian lingkungan hidup. Komitmen tersebut diwujudkan dalam Deklarasi Untuk Bumi yang meliputi komitmen menjaga keseimbangan operasi dan tanggung jawab sosial.

Komitmen itu pun terwujud dalam berbagai program Pertamina EP. Yakni mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup, komitmen penanaman 1.000 pohon untuk setiap 1 sumur pemboran, instruksi penggunaan solar cell untuk lampu penerang di daerah operasi, dan ajakan kepada anggota keluarga karyawan Pertamina EP untuk menggiatkan penanaman pohon dan membuat biopori di tempat tinggal masing-masing.

Sebagai upaya melestarikan keanekaragaman hayati di sekitar daerah operasi perusahaan, Pertamina EP berkolaborasi dengan BKSDA Sulawesi Tengah dalam mengelola Suaka Margasatwa Bakiriang. Kerjasama Pengelolaan Suaka Margasatwa (SM) Bakiriang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan yang mencakup 5 program kerja yang tertuang dalam RPP 2012-2016. Yaitu konservasi Maleo, Penanganan Perambahan SM Bakiriang, Pemantapan Kawasan SM Bakiriang, dan program pendukung lainnya.

Terkait dengan hal tersebut, pada 25 Januari 2012, Pertamina EP dinobatkan sebagai Bapak Angkat Pelestarian Satwa Maleo (Macrochepalon Maleo) oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longky Djanggola, Msi. “Peran aktif Pertamina EP dalam melestarikan Maleo, merupakan salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap pelestarian lingkungan hidup di sekitar daerah operasi,” kata Syamsu Alam di Jakarta, Rabu, 25 Juli 2012.

Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah merupakan salah satu wilayah kerja Pertamina EP, untuk Proyek
Pengembangan Gas Matindok. Proyek ini merupakan upaya memonetisasi gas dari area Matindok sebesar 105 MMSCFD (net) untuk kebutuhan LNG dan PLN. Rencana pasokan ke kilang LNG adalah sebesar 85 MMSCFD dan pasokan untuk PLN sebesar 20 MMSCFD. Gas dari proyek pengembangan ini diharapkan dapat dialirkan pada kuartal empat tahun 2014.

Sementara itu, untuk membantu mengurangi emisi CO2 yang merupakan salah satu dampak kegiatan operasi perusahaan, maka Pertamina EP secara aktif melakukan penanaman pohon di sejumlah daerah operasi. Dalam semester pertama 2012, Pertamina EP telah menanam sebanyak 44.611 pohon.