JAKARTA – Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi memberikan instruksi khusus ke PT Pertamina (Persero) untuk segera beralih menjual BBM berstandar EURO 5.

Menurut Luhut perubahan standar BBM tersebut sangat penting dan erat kaitannya dengan upaya pemerintah dalam menekan emisi yang dihasilkan dari sektor transportasi.

“Kita sedang pikirkan sekarang bagaimana lari fuel ini ke EURO 4 dan 5. Kenapa? itu sulfurnya supaya rendah. Itu yang sedang dikerjakan Pertamina. saya kira tim saya dan Pertamina sedang kerjakan,” kata Luhut dikutip dari akun instagram miliknya (23/2).

Namun demikian dorongan tersebut tidak akan mudah. Hingga kini Pertamina masih belum bisa memproduksi BBM berstandar EURO 5 lantaran belum ada fasilitas pengolahan dan produksinya.

Satu fasilitas yang saat ini tengah digarap adalah proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.

Per Februari 2024, progres utama untuk lingkup ISBL – OSBL Proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 88% selesai. Selain itu, proyek ini juga mengusung aspek keberlanjutan dan lingkungan dimana produk yang dihasilkan tergolong berkualitas tinggi berstandar Euro 5, yang memiliki kandungan sulfur lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan.

Sebagai salah satu proyek investasi terbesar di Indonesia, proyek Balikpapan akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar impor dan memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan perusahaan lokal, menciptakan lapangan kerja lokal, dan menargetkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30%–35%. Selain itu dengan penambahan produksi BBM, LPG dan Petrokimia Nasional, diharapkan dapat menghemat defisit neraca perdagangan Indonesia hingga US$2 miliar per tahunnya.

RDMP Balikpapan menelan biaya hingga US$3,1 miliar dan berhasil mencapai financial close pada Agustus 2023, dan menjadikannya sebagai salah satu pembiayaan proyek terbesar di Indonesia. (RI)