Pertamina mulai mengelola blok Mahakam sejak 1 Januari 2018 setelah berakhirnya kontrak PT Total E&P Indonesie.

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah menerima setidaknya 10 wilayah kerja atau blok migas habis kontrak (terminasi) sejak 2017. Blok Mahakam yang diserahkan dan dikelola sejak Januari 2018, hingga delapan blok terminasi lainnya, yakni Blok North Sumatera Offshore (NSO), Southeast Sumatera, Sanga Sanga, Tuban, Ogan Komering, Tengah, East Kalimantan dan Blok Attaka yang diserahkan dan dikelola secara bertahap hingga oktober 2018.

Pertamina juga baru saja menandatangani kontrak baru untuk dua blok yang habis masa kontraknya pada 2019, yakni Blok Jambi Merang dan Pendopo/Raja.

Pemerintah mengklaim blok-blok terminasi yang pengelolaannya diberikan ke Pertamina juga dapat dimanfaatkan untuk bisa mendapatkan dana segar yang dibutuhkan perusahaan di tengah berbagai penugasan di sektor hilir yang dibebankan kepada Pertamina, dengan cara melakukan strategi partnership melalui share down hak partisipasi (participating interest/PI). Namun hingga saat ini belum ada satupun blok terminasi yang mendapatkan partner.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan telah berkonsultasi dengan Pertamina terkait kondisi tersebut. Pada dasarnya, potensi blok-blok terminasi masih besar, hanya perlu usaha lebih termasuk ketersediaan dana yang besar untuk bisa mengembangkan potensi tersebut. Untuk itu, strategi partnership pasti dibutuhkan.

Menurut Djoko, saat ini Pertamina masih menunggu kajian dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Keuangan (BPKP) sebelum pengumuman resmi seleksi partner di berbagai blok terminasi.

“Pertamina masih minta evaluasi harga dan harus approve BPK dan BPKP dan kejaksaan supaya enggak salah. Biar enggak dikira merugikan BUMN,” kata Djoko di Jakarta, Senin (4/6).

Dia menambahkan ketika sudah mendapatkan hasil evaluasi, Pertamina bisa langsung membuka seleksi partner secara resmi dan harus juga melaporkan kepada Kementerian ESDM. “Lagi dihitung, belum buka formulir (seleksi partner), harus komunikasi kalau share down,” ungkap Djoko.

Empat blok migas berpotensi mendatangkan dana segar dengan strategi partnership, yakni Jambi Merang, Mahakam, East Kalimantan serta Sanga Sanga. “Pertamina bisa dapat (dana) dari East Kalimantan dan Jambi Merang, kan bisa di share down. Mahakam, Sanga Sanga, bisa dapet duit tuh US$ 1 miliar,” ujar Djoko.

Djoko mengatakan secara informal Kementerian ESDM sudah mendapatkan penawaran bagi blok Jambi Merang yang diminati kontraktor eksisting untuk kembali bergabung bersama Pertamina.

“Pertamina mayoritas 51%, tambah 10% daerah jadi sisa 39% itu bagi dua Repsol sama Pacific Oil. Itu dua-duanya berminat,” tandas Djoko.(RI)