JAKARTA – Industri gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) nasional turut menderita akibat anjloknya harga minyak serta penurunan konsumsi energi akibat pandemi virus Corona atau Covid-19. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memperkirakan ada 12 kargo yang tidak akan terserap atau uncommitted pada tahun ini.

Salis S. Aprilian, pengamat dan praktisi migas, mengatakan kondisi sekarang serba sulit. Normalnya, jika LNG di pasaran internasional harganya anjlok maka para konsumen gas domestik bisa didorong untuk menyerap LNG. Curtailment atau pengurangan produksi LNG jadi jalan terbaik untuk saat ini.

“Agak sulit, satu-satunya cara ya curtailment atau dijual murah ke pasar domestik. Tapi yang mau beli siapa, PLN, pupuk?  Mereka juga mungkin lagi low demand (rendah kebutuhannya) karena industrinya juga mengurangi hari kerja, Mall juga banyak yang tutup. Hotel dan restoran serta tempat wisata yang biasa butuh pasokan listrik juga sepi,” kata Salis kepada Dunia Energi, Rabu (22/4).

Untuk itu, menurut mantan Presiden Direktur & CEO PT Badak NGL ini pengurangan produksi LNG di kilang bisa dikoordinasikan dengan pengurangan produksi dari lapangan-lapangan gas yang biasa memasok ke gas ke kilang LNG.

“Lapangan atau bahkan sumur mana yg akan ditutup (shut-in) sementara, mana yang tetap diproduksikan. Tergantung seberapa besar produksi minimal yang bisa diolah. Tidak perlu ditutup semuanya. Kalau ada opsi menurunkan produksi tanpa menutup sumur (hanya mengecilkan choke), itu lebih baik,” ungkap Salis.

Operator kilang selanjutnya juga bisa melakukan perawatan kondisi kilang, artinya ada perubahan plan shutdown atau turn around yang dipercepat.

“Kilang Badak juga harus melakukan optimasi train. Bisa jadi jadwal perawatan/perbaikan keseluruh kilang (turn-around) dimajukan dan di maintain dengan baik,” kata Salis.

Pada tahun ini SKK Migas menargetkan penjualan LNG sebanyak 207 kargo LNG dengan rincian 85 kargo dari kilang Bontang dan sisanya 122 kargo dari kilang Tangguh.

Namun SKK Migas memperkirakan tantangn besar akan ditemui dalam pemasaran LNG tahun ini karena demand dan harga yang anjlok. Dari 12 uncommitted kargo LNG diantaranya berasal dari Bontang dan lima kargo dari Tangguh.

Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, sebelumnya mengungkapkan sepanjang kuartal I 2020 total penjualan LNG dari Bontang dan Tangguh sebanyak 54 kargo. Rinciannya sebanyak dari kilang Bontang sebanyak 24 kargo LNG dijual dan sebanyak 30 kargo LNG dijual dari hasil produksi kilang LNG Tangguh.

“Mudah-mudahan dengan kondisi ini tercapai (target), kalaupun meleset hanya sedikit,” kata Arief.(RI)