JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Swiss State Secretariat for Economic Affairs SECO mengadakan pelatihan bagi dosen dari lima politeknik negeri dengan topik “Solar Fotovoltaik dan Supervisory
Control and Data Acquisition (SCADA): Pemeliharaan, Commissioning, Fault Finding, dan Troubleshooting”, 8-19 Januari 2024. Pelatihan ini dalam rangka memperkuat pelaksanaan program Diploma 4 Spesialiasi 1 Tahun Energi Terbarukan yang telah diluncurkan sejak tahun ajaran 2022/2023.

Pelatihan yang diselenggarakan selama dua minggu ini merupakan rangkaian dari seri penguatan kompetensi dosen di bawah kerangka kerja sama Indonesia-Swiss melalui proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) yang melatih para dosen secara intensif. Para dosen dari lima Politeknik Negeri yakni, Akamigas, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang, dilatih oleh dua tenaga ahli dari Swiss, yaitu Andreas Reber dari Institute for Solar Technology dan Matthias Schneider dari Institute for Energy Technology, University of Applied Sciences of Eastern Switzerland.

Kegiatan pelatihan juga turut didukung dengan kunjungan lapangan ke lokasi PLTS Hybrid Nusa Penida dan Bio Solar Farms Tabanan.
“Penguatan kompetensi dosen dan tenaga pengajar di lembaga pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu kunci agar program pendidikan energi terbarukan dapat berjalan dengan kualitas yang tinggi dan sesuai dengan kebutuhan industri,” ungkap Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Susetyo Edi Prabowo selaku Ketua Unit Pelaksana Proyek RESD, Jumat(19/1/2024).

Susetyo Edi Prabowo menyebutkan capaian Proyek RESD serta kerja sama antara Swiss State Secretariat for Economic Affairs SECO dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM selaku pemangku proyek, telah melatih 161 dosen dan instruktur dari 11 politeknik negeri dan 9 lembaga pelatihan di Indonesia secara berkesinambungan sejak 2021 dalam teknis solar PV, tenaga hidro, dan juga aspek pedagogi metodologi pengajaran.
“Seluruh kegiatan ini bertujuan mempersiapkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mendukung program transisi energi Pemerintah Indonesia,” ujarnya.

Martin Stottele, RESD Team Leader, menyampaikan bahwa di bawah kerangka kerja sama RESD, telah lulus sebanyak 133 Sarjana Terapan Teknik Energi Terbarukan dari 5 politeknik negeri dan 211 Teknisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Pemasangan, Operasi, Pemeliharaan) dari Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan yang berlokasi di Banda Aceh, Lombok Timur, Ambon, dan Ternate. “Masing-masing siswa telah dilatih secara intensif baik dari sisi teori maupun praktik, dan diperkuat dengan peralatan solar PV lengkap dengan standar industri yang diperoleh sebagai hibah peralatan dari Pemerintah Swiss,” ujar Martin.

Saat ini, kata dia, pada tahun ajaran 2023/2024 terdapat 228 mahasiswa yang tengah mengikuti program studi Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan di PEM Akamigas, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Didukung penuh oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, inovasi dari Proyek RESD di tingkat politeknik adalah memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau praktisi yang sudah memiliki gelar D3 bidang teknik untuk mengenyam studi spesialisasi energi terbarukan selama satu tahun, khususnya pendalaman tenaga surya, tenaga hidro, dan tenaga hibrid solar-diesel. Selain itu, siswa diwajibkan melakukan capstone project dengan industri sebagai pengganti tugas akhir. Di akhir program, gelar yang diperolah adalah Sarjana Teknik Terapan Energi Terbarukan.(RA)