JAKARTA – Pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang solid, PT Energi Mega Persada Tbk (EMP/ENRG) membukukan penjualan bersih sebesar USD 239 juta di periode semester I 2025, naik 18% dari USD 202 juta di periode sama tahun 2024. Pada kuartal II 2025, pendapatan mencapai USD 122 juta, tumbuh 17% dan 4% dari USD 117 juta di kuartal I 2025.
EBITDA untuk semester I 2025 mencapai USD 145 juta, meningkat solid sebesar 22%, dengan USD 76 juta dibukukan di kuartal II 2025 . Laba bersih EMP untuk semester I 2025 mencapai USD 34 juta, naik 7%, sementara di kuartal II mencatat USD 18 juta, naik 12% tetapi relatif stagnan.
“Margin laba bersih pada Triwulan II 2025 mencapai 14,6%, lebih rendah dari 15,3% pada Triwulan I-25 dan 15,1% pada Triwulan II-24. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan produksi minyak dan gas, dengan produksi minyak rata-rata mencapai 8.380 bopd (+9%), sementara produksi gas mencapai 225 mmcfd (-3%),” ungkap Sukarno Alatas, Senior Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, dalam laporan analisanya Senin(15/9).
Sukarno memaparkan, di sisi harga, harga minyak rata-rata turun -14% menjadi USD 72,08/bbl, sementara harga gas rata-rata naik +8% y/y menjadi USD 6,82/mcf. “Peningkatan produksi minyak tampaknya didorong oleh aset Siak dan Kampar, sementara tambahan gas dari Sengkang membantu menjaga stabilitas produksi gas secara keseluruhan. Menjelang paruh kedua tahun 2025, program eksplorasi dan pengembangan diperkirakan akan terus berlanjut sebagai bagian dari strategi ENRG untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi,” papar Sukarno.
Sukarno menjelaskan bahwa Energi Mega Persada memperluas portofolio minyak dan gasnya melalui akuisisi dan eksplorasi, dengan fokus pada Blok Selat Malaka, Gebang, dan Kangean. Perusahaan menargetkan 2.000–3.000 barel minyak mentah per hari (bopd) dari enam sumur baru, dengan Blok Gebang ditargetkan memproduksi 40 mmscfd pada tahun 2027 dan 100 mmscfd pada tahun 2030, didukung oleh JAPEX.
EMP juga telah memperkuat posisinya di Blok Kangean dan sedang mengupayakan perpanjangan kontrak setelah tahun 2030, yang menggarisbawahi strategi pertumbuhan jangka menengah hingga panjang melalui ekspansi, kemitraan, dan monetisasi aset.
Pendapatan Energi Mega di semester pertama 2025 naik +18% y/y menjadi USD 239 juta, dengan kuartal kedua 2025 mencapai USD 122 juta (+17% y/y, +4% q/q). EBITDA tumbuh +22% y/y pada semester pertama 2025 menjadi USD 145 juta; laba bersih meningkat +7% y/y menjadi USD 34 juta, meskipun margin bersih pada kuartal kedua 2025 menurun menjadi 14,6%.
Energi Mega Persada mencatat produksi minyak meningkat +9% y/y menjadi 8.380 barel minyak mentah per hari, sementara gas tetap stabil di 225 mmcfd; harga minyak turun -14% y/y, tetapi harga gas naik +8% y/y.
“ENRG memposisikan diri untuk pertumbuhan jangka menengah hingga panjang yang berkelanjutan dengan memperluas portofolionya secara agresif melalui akuisisi, eksplorasi, dan kemitraan, dengan peningkatan produksi yang nyata dari Blok Malaka, Gebang, dan Kangean,” jelas Sukarno.
Eksplorasi pada semester kedua 2025 diperkirakan akan didukung oleh produksi minyak Siak dan Kampar, dengan gas Sengkang menjaga stabilitas produksi.
“Rekomendasi “BELI” Berdasarkan valuasi relatif (PE & PBV) dan prospek ke depan, kami menaikkan nilai wajar ENRG untuk target 12 bulan menjadi Rp775 per saham (Sebelumnya Rp408),” demikian disampaikan Sukarno.
Nilai wajar saat ini menerapkan rasio P/E 13,62x (2026F 12,98x) dan PBV 1,50x (2026F 1,34x). Meskipun valuasi saat ini berada di atas rata-rata historis 5 tahun, ENRG masih diperdagangkan di bawah perusahaan sejenis, menunjukkan potensi untuk re-rating lebih lanjut yang didukung oleh perbaikan fundamental. Risiko penurunan meliputi transisi energi, ketidakpastian regulasi, fluktuasi harga komoditas, persaingan, dan kemajuan teknologi.(RA)




Komentar Terbaru