JAKARTA – Kontrak pengelolaan Blok West Ganal yang dilelang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi ditandatangani oleh para operator pemenang lelang yang terdiri dari konsorsium ENI West Ganal Limited (40%) sebagai operator, PT Pertamina Hulu West Ganal (30%) dan Neptune Enegy West Ganal B.V. (30%).

Pemerintah mengantongi nilai investasi melalui komitmen pasti eksplorasi tiga tahun sebesar US$159,3 juta yang meliputi kegiatan study G&G, seismik 2D sepanjang 600 km dan seismik 3D seluas 600 km persegi, serta pemboran empat sumur eksplorasi dalam pengembangan Blok West Ganal. Pertamina, ENI dan Neptune resmi mengoperasikan Blok ini selama 30 tahun dengan menggunakan skema gross split.

Djoko Siswanto, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, mengatakan selain mengantongi komitmen eksplorasi pemerintah juga mengantongi bonus tanda tangan sebesar US$30,1 juta. Blok West Ganal adalah salah satu contoh lelang blok migas paling sukses yang pernah dilakukan pemerintah. Itu bisa dilihat dari nilai bonus tanda tangan dan komitmen kerja pasti.

“Pemerintah berterima kasih atas bonus tanda tangan, komitmen kerja pasti yang dibayarkan sehingga acara (penandatanganan kontral) ini berlangsung. Lelang paling besar pemerintah ini West Ganal,” kata Djoko di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/10).

Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina berharap blok West Ganal bisa menambah portofolio Pertamina dan menambah produksi. Rencananya Blok West Ganal akan diintegrasikan dengan Blok Blok Pertamina yang berada di wilayah Kalimantan Timur. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pengembangan blok migas Pertamina.

“Iya. Jadi kan ENI sudah di Muara Bakau. Jadi, biar lebih efektif. Infrastruktur, dalam pengadaan kan dekat lokasinya,” ujar Dharmawan.

Dia juga berharap eksplorasi di blok west ganal juga bisa dilakukan segera untuk bisa mendapatkan tambahan cadangan. “Pertamina sih mendorong agar eksplorasi berjalan cepat,” kata Dharmawan.(RI)