JAKARTA – Pemerintah menyatakan

Perluasan program pencampuran bahan bakar nabati (BBN) dengan solar menjadi biosolar diklaim sudah mulai diikuti negara-negara lain, khususnya di kawasan ASEAN.  Ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara terdepan dan sukses menerapkan biosolar sebagai alternatif Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Sebenarnya kita sudah generate pemanfaatan biodiesel di seluruh dunia. Ada beberapa negara produsen sawit yang mulai mencontoh apa yang bisa dilakukan Indonesia, dan beberapa negara meminta advice,” kata Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian disela diskusi pemanfaatan biodiesel di Jakarta, Senin (9/12).

Ada dua negara yang terang-terangan mengikut jejak Indonesia, yakni Malaysia dan Thailand. Di negeri jiran, saat ini baru diterapkan biodiesel 10% atau B10, dengan melihat pengembangan di Indoensia, kini Malaysia berencana meningkatkannya menjadi 20%. Sementara Thailand saat ini tengah mengembangkan B20. Negara lainnya juga mulai mengembangkan, yakni Vietnam dan Kolombia.

Pemerintah mendorong perluasan biodiesel menjadi B30 pada tahun depan. Selama dalam pelaksanaan B30, Kementerian ESDM menghitung, setidaknya 9,6 juta kiloliter (KL) Fatty Acid Methyl Ester (FAME) untuk mendukung B30 pada tahun 2020. Jumlah tersebut didasarkan pada kebutuhan FAME 2019 sebesar 6,6 juta KL.

Berdasarkan data pemerintah biodisel dengan jenis B20 sanggup menggantikan impor solar sebesar 3,5 juta KL seingga dapat menghemat devisa senilai US$ 3,5 miliar atau RP 51,75 triliun.

Sementara itu, Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, menjelaskan bahwa penerapan B20 secara optimal sejak 1 September 2018 berjalan dengan baik dengan hampir semua titik serah telah menyalurkan biodiesel. Meskipun terdapat komplain terhadap biodiesel dinilai tidak terlalu besar karena pemerintah dinilai telah melakukan sosialiasi.

Pemerintah juga telah menyiapkan buku pedoman handling hingga tata cara penyimpanan. Sebagai persiapan penerapan B30, pemerintah bahkan telah melakukan peningkatan spesifikasi penggunaan biodiesel. Standar kebutuhan unsur nabati untuk B30 ditingkatkan dengan memperketat sejumlah paramater seperti kandungan air maupun angka keasaman.

Selain spesifikasi, uji jalan juga sudah selesai dilakukan di kendaraan dengan berat di bawah maupun di atas 3,5 ton. Hasil uji jalan menunjukkan tidak mempengaruhi mesin dan masih di bawah ambang batas emisi.

Misalnya, untuk kendaraan dengan bobot di bawah 3,5 ton, daya mesin meningkat 0,84%, konsumsi bahan bakar meningkat 0,87%, emisi CO menurun 0,1 sampai 0,2 gram per kilometer, dan filter bahan bakar cenderung meningkat pada 7.500 sampai 15.000 kilometer kemudian normal setelah pergantian filter. “Intinya semua ini masih di dalam ambang batas,” kata Feby.(RI)