JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merevisi alokasi biodiesel 2020 menjadi 9,54 juta kiloliter (KL). Pemerintah sebelumnya menetapkan alokasi sebesar 9,59 juta KL.

Alokasi untuk tahun ini berkurang lantaran ada badan usaha yang tidak mampu menyerap alokasi yang sudah ditetapkan.

Ada tiga badan usaha yang tidak menyerap biodiesel dengan maksimal, di antaranya PT Pertamina (Persero) dari awalnya 8,38 juta KL menjadi 8,02 juta KL, PT Petro Andalan Nusantara dari 201.825 KL menjadi 161.628 KL, dan PT Gasemas dari 60.318 KL menjadi 25.318 KL.

Meskipun berkurang, nyatanya ada badan usaha yang justru ditambah alokasinya yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dari awalnya 498.683 KL menjadi 725.006 dan PT Exxonmobile Lubricant Indonesia dari 139.631 KL menungkat pesat atau lebih dari 100% menjadi 304.196 KL.

Perubahan alokasi biodiesel atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) ini sesuai Keputusan Menteri ESDM No 195K/10/MEM/2020. Dalam Kepmen tersebut, alokasi biodiesel untuk Januari-Desember tahun ini tepatnya ditetapkan sebesar 9.547.506 KL. Sementara alokasi biodiesel sesuai Kepmen ESDM No 199K/20/MEM/2019, awalnya sebesar 9.590.131 KL.

Andriah Feby Misnah, Direktur Bioenergi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan revisi alokasi perlu dilakukan lantaran beberapa badan usaha BBM tidak dapat menyerap alokasi biodieselnya. Pemerintah kemudian mengalihkan alokasi tersebut ke badan usaha lain, namun tetap tidak dapat terserap seluruhnya.

“Jadi ada pengurangan secara nasional dalam jumlah 42.625 KL,” kata Feby di Jakarta, Selasa (20/10).

Dalam aturan ada 12 badan usaha BBM yang mendapat alokasi sesuai mandatori pencampuran solar dengan biodiesel 20% (B20).

Menurut Faby, pengurangan alokasi sebenarnya memang disesuaikan dengan menurunnya penjualan solarnya yang turun. “Iya, konsumsi solar turun,” tukas dia.

Feby mengatakan, tambahan alokasi biodiesel bagi dua perusahaan diberikan karena pemerintah menahan impor solar. Pemerintah kemudian memberikan alokasi biodiesel dalam jumlah lebih kecil dari proyeksi konsumsi solar badan usaha yang diusulkan. Hanya saja, khusus AKR, kenaikan kebutuhan solarnya tidak seluruhnya ditutup dari impor karena AKR juga membeli solar dari Pertamina.

“Jika ternyata memang benar-benar butuh impor, baru kami berikan lagi alokasi FAME-nya,” jelas Feby.

Untuk alokasi badan usaha BBM lainnya tidak berubah. Rincinya, PT Jasatama Petroindo 63 ribu KL, PT Shell Indonesia 30.220, KL, PT Cosmic Indonesia 11.694 KL, PT Cosmic Petroleum Nusantara 29.715 KL, PT Energi Coal Prima 91.976 KL, dan PT Jagad Energy 5.040 KL.

Berikutnya, alokasi biodiesel untuk PT Petro Energi Sumadera 4.500 KL, PT Baria Bulk Terminal 12.600 KL, PT Mitra Andalan Batam 4.085 KL, PT Yavindo Sumber Persada 7.200 KL, PT Sinardalam Dutaperdana II 30 ribu KL, PT Syuria Bahtera Harapan Mandiri 890, serta PT Kalimantan Sumber Energi 16.454 KL.

Kepmen 195K juga menetapkan 18 badan usaha BBN penyedia biodiesel. Sesuai Kepmen, jatah volume dari beberapa badan usaha ini tercatat meningkat, yakni PT Cemerlang Energi Perkasa 512.669 KL dari awalnya 482.669 KL, PT Wilmar Nabati Indonesia 1.387.237 KL dari 1.373.794 KL, PT LDC Indonesia 437.902 KL dari 434.402 KL, PT SMART Tbk 403.178 KL dari 383.178 KL, PT Sinarmas Bio Energy 396.124 KL dari 387.124 KL, serta PT Kutai Refinery Nusantara 333.142 KL dari 274.315 KL.

Perusahaan lain yang tidak berubah tugas untuk memasoknya adalah PT Pelita Agung Agrindustri 229.842 KL, PT Tunas Baru Lampung 341.890 KL, PT Permata Hijau Palm Oleo 417.164 KL, PT Intibenua Perkasatama 353.957 KL, PT Batara Elok Semesta Terpadu 287.303 KL, serta PT Sukajadi Sawit Mekar 321.780 KL.

Sementara jatah pasok biodiesel beberapa badan usaha justru berkurang. Rincinya, PT Wilmar Bioenergi Indonesia memasok 1.309.135 KL dari awalnya 1.322.597 KL, PT Ciliandra Perkasa 276.853 KL dari 283.281 KL, PT Darmex Biofuels 252.303 KL dari 287.303 KL, PT Musim Mas 1.081.355 KL dari 1.084.855 KL, PT Bayas Biofuels 813.139 KL dari 861.908 KL, dan PT Multi Nabati Sulawesi 392.513 KL dari 393.514 KL.(RI)