JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menegaskan komitmen untuk pemasaran dan pemanfaatan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dengan spesifikasi Euro 4 mulai April 2022. Saat ini pun, konsumsi (BBM) berkualitas tinggi terus meningkat.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengatakan pemerintah mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang. Ini dilandasi dari dampak lingkungan udara buruk dari penggunaan BBM berkualitas rendah, memang baru dirasakan dalam jangka panjang. Kementerian ESDM telah melakukan koordinasi intensif dengan stakeholder terkait dalam implementasi BBM Euro 4 tersebut.

“Untuk pelaksanaan aturan tersebut, kami sudah berkomunikasi dengan Gaikindo bahwa ke depan yaitu pada 2022-2023, peraturan (terkait BBM) seperti apa dan mereka saat ini bisa menerima. Memang dampak menggunakan BBM ramah lingkungan itu besar sekali bagi pengurangan emisi rumah kaca,” kata Tutuka, Jumat (8/7).

Ditjen Migas sendiri telah menerbitkan SK Dirjen Migas No 177K Tahun 2018 tentang standar dan mutu BBM jenis bensin RON 98 yang dipasarkan di dalam negeri. Saat ini, bensin beroktan tinggi yang dipasarkan telah memenuhi ketentuan Peraturan Menteri (Permen) LHK No P20 Tahun 2017, yakni RON 98 dan kandungan sulfur maksimal 50 part per million (ppm) atau setara dengan Euro 4.

Untuk Solar setara Euro 4, Ditjen Migas telah menerbitkan SK Dirjen Migas No 146K/10/DJM/2020 tentang standar dan mutu BBM jenis solar yang dipasarkan di dalam negeri. Dalam beleid tersebut, terdapat pentahapan pengurangan kandungan sulfur untuk solar, di mana solar dengan cetane number (CN) 51 kandungan sulfur 50 ppm akan diterapkan mulai April 2022.

Menurut Tutuka, saat ini semakin banyak masyarakat yang menyadari manfaat penggunaan BBM ramah lingkungan, terutama di Jawa, Madura, dan Bali. “Hal ini terbukti dengan penjualan BBM Pertalite yang mencapai 70 persen, dibanding jenis lainnya. Tinggal sedikit yang pakai Premium,” ungkap dia.

PT Pertamina (Persero) sebenarnya telah menyediakan pasokan solar setara dengan Euro 4, yakni Pertamina Dex. BBM tersebut saat ini diproduksi di empat kilang perseroan, yakni Kilang Dumai, Balikpapan, Balongan, dan Cilacap. Selanjutnya, sebaran ketersediaan Pertamina Dex di kabupaten/kota masing-masing provinsi dengan target 2.055 outlet pada 31 Desember 2021 dan siap ditambah outlet jika terdapat permintaan yang meningkat.

Selain menerbitkan regulasi, pemerintah juga mendorong produksi BBM ramah lingkungan. Beberapan proyek ini yakni Proyek Langit Biru Kilang Cilacap, perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) Kilang Balikpapan, dan pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur. Pihaknya mendorong pemilihan katalis di Kilang Balikapapan dan Tuban agar bisa mencapai kadar sulfur 50 ppm. “Beberapa kilang kita perbaiki fasilitasnya sehingga kualitas produknya bisa ditingkatkan,” kata Tutuka.(RI)