BALI – Relokasi Terminal LNG Benoa di Bali ditargetkan rampung pada 2023. Nantinya fasilitas LNG itu akan diperuntukan untuk mengolah kebutuhan gas bagi pembangkit listrik di Bali.

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengungkapkan proyek penataan dan peningkatan Terminal LNG ini sangat tepat ditengah upaya pemerintah dalam pemenuhan energi bersih di dalam negeri.

“Kalau kita bicara Project LNG Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) ini, tidak hanya dilihat satu titik saja. Hal inilah yang selalu kita dorong bagaimana kita membangun ekosistem yang kuat untuk menjadi negara yang mandiri dan berdaulat. Bali merupakan pusat wisata nasional, dan BUMN akan mejadi bagian untuk menaikan tingkat competitiveness Bali dan memastikan ekonomi di Bali tumbuh kembali,” jelas Erick, dalam keterangannya, Rabu (30/3).

Ada beberapa perusahaan dilibatkan dalam penataan ulang terminal LNG Benoa diantaranya adalah PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, melalui Subholding PT Pelindo Multi Terminal (SPMT). Lalu PT Pertamina Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN melalui afiliasinya PT Perta Daya Gas yang merupakan anak usaha PT Pertamina Gas bagian dari Subholding Gas Pertamina. Kedua perusahaan membentuk konsorsium Midstream LNG Bali.

Erick menjelaskan sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak hanya mengandalkan akses pariwisata melalui udara dan darat saja, tetapi juga akses melalui laut. Karena itulah BUMN melalui Pelindo akan menata ulang Pelabuhan Benoa ini, sehingga dapat disandari 4-5 kapal cruise.

Kawasan Benoa, kata Erick, akan diisi UMKM dan brand lokal, serta akan meningkatkan fasilitas premium turis dengan membuat galangan untuk yacht. Untuk mendukung pengembangan pariwisata, UMKM dan lapangan kerja ini diperlukan listrik.

Disitulah kenapa kita membangun fasilitas energi di sini karena Bali masih memerlukan listrik khususnya green energy. Sesuai dengan program pemerintah yang memutuskan bahwa 2030 Bali akan menggunakan green energy. BUMN akan terus membangun tidak hanya Bali tetapi juga daerah lain, saya berharap BUMN akan terus berkontribusi untuk membangun Indonesia,” ungkap Erick.

Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo, menjelaskan pelabuhan Benoa terdiri dari tiga blok, yang pertama blok terminal oil and gas, blok terminal cruise dan blok untuk marina. Salah satu pertimbangan proyek  ini dipercepat mengingat kondisi terminal eksisting saat ini merupakan landing path Bandara I Gusti Ngurah Rai.

“Bersama-sama kita ketahui bahwa Bali adalah destinasi penting, untuk itu setiap proyek  tentunya harus mendukung program pariwisata Bali. Inilah kenapa kita pindahkan dari lokasi yang saat ini ke lokasi Pengembangan II BMTH,” ujar Arif.

Tahap ultimate dari pengembangan BMTH ini direncanakan akan selesai pada 2025, tetapi untuk Terminal Marina diharapkan akan selesai pada tahun 2023.

Kemajuan  fisik Penataan dan Peningkatan Terminal LNG BMTH saat ini sudah mencapai 20.5% dan sedang dilakukan pekerjaan revetment dan retaining wall (galian kawasan, timbunan kawasan, pemancangan SPSP, pengadaan CSP).

Penataan fasilitas dan peralatan akan dilakukan secara bertahap meliputi penambahan pipa untuk jalur LNG di area sisi utara BMTH Pelabuhan Benoa ke PLTDG Pesanggaran (Pipa Bypass 435M), pembuatan alur menuju area sisi utara BMTH Pelabuhan Benoa dengan kedalaman kolam -12mLWS, pembangunan Terminal LNG dengan dimensi 250 m x 21 m, penambahan fasilitas Floating Storage and Regasification Unit (FSRU), penyesuaian sistem kelistrikan sesuai staging peningkatan, dan pemenuhan peralatan kepelabuhanan sesuai persyaratan terminal dedicated. (RI)