JAKARTA – Pemegang saham terbesar saat ini PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yakni pemerintah Indonesia melalui Mineral Industri Indonesia (MIND ID) menetapkan Febriany Eddy sebagai Direktur Utama Vale Indonesia.

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menegaskan kepemimpinan Febriany di Vale diperlukan untuk melanjutkan program yang sebelumnya sudah diusung manajemen Vale.

“Tentu kami melihat keberlanjutan sebagai hal yang penting, kami yakin bahwa komitmen kami dan VCL (Vale Canada Limited) dalam mengelola PT VI Vale Indonesia) ini sama, dan kami dan VCL, sebagai pemegang saham terbesar pertama dan kedua, telah bersepakat untuk melanjutkan komitmen hilirisasi sebagai bentuk dukungan Perusahaan terhadap Program Strategis Pemerintah. Sdri Febriany Eddy tetap akan menjadi Direktur Utama mewakili MIND ID” ujar Erick seusai penandatanganan kesepakatan divestasi saham Vale di Jakarta, Senin (26/2).

Adapun penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso, Deshnee Naidoo dari VCL, Yusuke Niwa dari SMM, Febriany Eddy dari PT VI di Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024. Acara tersebut disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, dan para pejabat tinggi negara lainnya.

“Harga saham yang disepakati sebesar Rp3.050 per lembar saham. MIND ID akan bersama-sama dengan VCL mengendalikan PT Vale Indonesia karena ini sifatnya kontrol bersama atau joint control over corporation,” ujar Erick.

Selain berhak menetapkan jajaran beberapa posisi di dewan direksi, sebagai pemilik saham terbesar, pemerintah Indonesia juga berhak untuk menunjuk siapa yang akan mengisi kursi komisaris.