BALONGAN– Pengembangan Operator Training Simulator (OTS) Utilities Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat dapat mempercepat peningkatan kompentesi pekerja RU VI. OTS Utilities ini merupakan upaya untuk mendukung salah satu program dari delapan prioritas Direktorat Pengolahan, yaitu pengembangan manusia.

“Dengan adanya OTS Utilities ini, kami dapat mempercepat peningkatan kompetensi pekerja RU VI, khususnya Bagian Utilities baik untuk level  dasar), menengah, dan tinggi,” ujar Unit Manager HC RU VI Balongan Yudi Somantri dalam keterangan tertulis yang diterima DuniaEnergi, Jumat (7/9).

Direktur Pengolahan Pertamina, Budi Santoso Syarif dan Direktur SDM Pertamina Kushartanto Koeswiranto meresmikan OTS Utilities Pertamina Refinery Unit (RU) Balongan di Pertamina RU VI, Balongan, Indramayu. Kamis.

OTS Utilities merupakan sarana latihan berupa simulasi bagi operator yang berguna untuk meningkatkan kompetensi teknis pekerja instrumentasi RU VI melalui rekayasa panel distributed control system (DCS).

Budi mengapresiasi adanya OTS ini karena dapat menambah jam terbang dan pengalaman untuk mengoperasikan berbagai kondisi kilang, termasuk dalam keadaan darurat. “Dengan demikian, simulasi ini dapat mempercepat pembelajaran pekerja untuk tetap menjaga kehandalan kilang,” katanya.

Kushartanto menyebutkan banyaknya pelatihan menandakan adanya strategi perusahaan untuk dapat berkelanjutan. “Tentunya pelatihan-pelatihan di Pertamina juga akan senantiasa didorong dengan pelaksanaan continuous improvement (peningkatan berkelanjutan),” ujarnya.

Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu ditargetkan menjadi kilang pengolahan minyak terunggul di kawasan Asia Pasifik pada 2025. Untuk mencapai target kilang terunggul di Asia Pasifik, RU VI menyiapkan sejumlah proyeksi. Pada 2019 dijadwalkan turn around kilang eksisting serta turn around Kilang Langit Biru Balongan (KLBB) pada 2020 dan pada 2021 Refinery Development Master Program berupa peningkatan kapasitas dan pemenuhan spesifikasi Euro 4.

Kilang Pengolahan (Refinery Unit) VI Balongan, Indramayu. (Foto: Dokumentasi RU VI)

Berdasarkan teknologi proses dan peralatan kilang, pada 2017 nilai kompleksitas RU VI Balongan adalah 11,7 mengacu pada perhitungan Nelson Complexity Index atau yang tertinggi di antara enam kilang minyak milik Pertamina. Bila dirata-ratakan total nilai kompleksitas seluruh kilang Pertamina sekitar 6.

Kapasitas produksi RU VI Balongan sebesar 125 ribu barel per hari atau berada di posisi keempat, di bawah RU Cilacap dengan kapasitas 348 ribu barel per hari (bph), RU Balikpapan 260 ribu bph, dan kilang Dumai 170 bph. Namun, kapasitas RU Balongan di atas RU Musi, Plaju sebesar 118 ribu bph dan RU Kasim 10 ribu bph.

RU VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh unit kilang yang dimiliki oleh Pertamina. RU VI Balongan bukan tergolong kilang baru, kilang ini beroperasi sejak Agustus 1994. Kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk-produk bahan bakar minyak (BBM), bahan bakar khusus (BBK), non-BBM dan petrokimia.

Keunggulan RU VI adalah penggunaan teknologi modern, yaitu dengan adanya Unit Produksi Residu Catalytic Cracking (RCC), Kilang Langit Biru Balongan (KLBB), dan RCC Off Gas to Propylene Plant (ROPP).

RU VI Balongan mengolah minyak mentah yang berasal dari 68% domestik dan 32% impor menjadi produk-produk BBM (premium, kerosene, solar), BBK (pertamax, pertalitex, pertamax turbo) non-BBM (LPG, Propylene) dan produk liannya (HOMC, DCO). Jenis minyak mentah yang cocok untuk diolah di kilang ini adalah Minas dan Duri.

Sebanyak 52% produk RU VI adalah BBM, 20% 20% berupa Decant dan HOMC, dan 17% BBK berupa pertamax, pertalite, dan pertamax turbo. Sementara itu, 11% non-BBM berupa LPG dan propylene. Distribusi produk BBM dan BBK sebanyak 62% ke DKI Jakarta dan sekitarnya 25% ke Jawa Barat serta 13% ke Banten. (EP/DR)