JAKARTA – Mining Industry Indonesia (MIND ID) menargetkan proses divestasi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bisa rampung pada September tahun ini.

Orias Petrus Moedak, Direktur Utama MIND ID, mengungkapkan pembicaraan pembayaran divestasi telah dilakukan antara MIND ID dengan Vale sejak Oktober 2019. Penandatanganan mengenai keputusan harga divestasi paling akhir pada Maret mendatang.

“Sebagai perusahaan publik, Vale menghendaki harga dan nilai saham akan diungkap bersama saat tanda tangan perjanjian untuk pengambilalihan. Kami berharap pendantanganan pada Maret paling akhir. Eksekusi pembayaran sesuai mekanisme pasar modal yaitu kurang lebih enam bulan setelah tanda tangan. Jadi kalau Maret tanda tangan, September selesai,” kata Orias disela Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu (22/1).

Harga saham yang akan dibeli MIND ID melalui Inalum baru akan diputuskan dengan berdasarkan rata-rata harga bursa selama 12 bulan terakhir.

“Kami harap Februari akan ada approval internal dari MIND ID maupun dari Vale, baik dari komisaris maupun dari pemegang saham,” tukasnya.

Divestasi 20% saham Vale Indonesia merupakan kewajiban dari amendemen Kontrak Karya (KK) pada 2014 antara Vale dan pemerintah yang harus dilaksanakan lima tahun setelah amendemen tersebut. KK Vale Indonesia akan berakhir pada 2025 dan dapat diubah atau diperpanjang menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sesuai peraturan perundang-undangan.

Pemegang saham Vale Indonesia sekarang ini antara lain VCL sebesar 58,73%, SMM sebesar 20,09% dan publik sebesar 20,49%.

Pemerintah telah menunjuk Inalum sebagai holding industri pertambangan yang saat ini telah memiliki identitas baru sebagai MIND ID, untuk mengambil saham divestasi Vale Indonesia.

Inalum tidak akan menggunakan seluruh dana internal untuk akuisisi saham Vale yakni dengan memanfaatkan sindikasi dari tiga bank sekaligus MUFG, ICBC serta Bank Mandiri. MIND ID sendiri memperkirakan alokasi dana divestasi yang disiapkan mencapai US$500 juta.

Orias menjelaskan dengan posisi cash perusahaan sekarang, pinjaman memang dimungkinkan dengan syarat tidak memberatkan kondisi keuangan perusahaan. Selain itu MIND ID akan mencari pinjaman yang memiliki tenggat waktu minimal empat tahun.

Orias menjamin MIND ID akan mampu membayar utang tersebut dengan catatan berbagai proyek yang dikerjakan oleh para anggota holding tambang bisa rampung sesuai dengan target.

“Kami lakukan pinjaman dengan grace (tenggat) period empat tahun. Kami hanya akan bayar bunga tanpa bayar pokok dimana kami harapkan setelah tahun ke empat proyek-proyek akan mulai menghasilkan. Memberikan kepada ebitda dan kami bisa mulai melakukan pembayaran pokok,” ungkap Orias.

Menurut Orias, strategi ini juga dilakukan untuk membiayai berbagai proyek-proyek besar yang sedang dikerjakan oleh Freeport dan Inalum, anak usaha MIND ID

Untuk proyek-proyek besar MIND ID akan mencari pinjaman dengan syarat yang lunak dari sisi tingkat bunga dan saham pembayaran dimana grace period (tenggat) empat tahun, sehingga dari sisi cash flow tidak terlalu berat.

“Demikian juga dengan Vale kita dapet pinjaman dan eksekusi akhir tahun. Sehingga hasil investasi masuk dan kita lakukan pembayaran pokok,” katanya.(RI)