BALIKPAPAN – Pandemi COVID-19 tidak menyurutkan semangat PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) untuk mengejar penyelesaian pembangunan kilang. Kemajuan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan hingga akhir Oktober 2021 sudah mencapai 43,28 persen setelah anak usaha PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) itu sukses memasang Propane-Propylene Splitter (C3 Splitter).

“Progress tersebut memiliki signifikansi bagi tahapan ketahanan energi Indonesia mengingat RDMP Balikpapan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi produk BBM dan Non-BBM dari 260 MBSD menjadi 360 MBSD,” tutur Pelaksana Tugas Harian (PTH) Direktur Utama KPI Suwahyanto, di Balikpapan, Kamis (4/11).

Kinerja kemajuan penyelesaian RDMP Balikpapan, menurut dia, telah melampaui target reforecast 43,03 persen. Percepatan ini didukung oleh percepatan delivery peralatan Long Lead Item (LLI) yang mayoritas telah tiba di Balikpapan pada 2021. Percepatan tersebut selaras dengan peak construction RDMP Balikpapan yang diestimasi terjadi pertengahan 2022.

“Tantangan bagi KPI dan anak perusahaan adalah melanjutkan proyek di tengah pandemi. Ada pergeseran-pergeseran penyelesaian karena alat-alat yang telah dibeli tidak bisa dimanufaktur. Situasi lockdown juga memengaruhi karena perusahaan tidak mengerahkan banyak karyawan. Tapi, kami bersyukur semua kendala tersebut mulai bisa diatasi,” tutur Suwahyanto.

Feri Yani, Direktur Utama PT KPB, menjelaskan  LLI merupakan paket peralatan yang keseluruhan prosesnya memerlukan waktu yang cukup lama mulai dari pengadaan, manufaktur hingga sampai ke lokasi proyek di Balikpapan. Dengan upaya lebih yang diimplementasikan dalam situasi pandemi, KPB berhasil mengawal aktivitas Engineering, Procurement and Construction (EPC) berupa kegiatan konstruksi di lapangan yang meliputi kegiatan sipil, mekanikal, piping, elektrikal maupun lifting peralatan-peralatan dengan dimensi besar ke pondasi yang telah disiapkan.

Contoh LLI yang berhasil dipasang dalam proyek RDMP Balikpapan adalah Column Propane-Propylene Splitter (C3 Splitter). Alat ini dibeli pada Juli 2019 dan tiba di Balikpapan dua tahun kemudian pada Juli 2021.

C3 Splitter merupakan sebuah peralatan penting yang berfungsi untuk memisahkan senyawa propylene dan propane sehingga dapat dihasilkan produk propylene dengan kemurnian sangat tinggi. Produk semipetrokimia ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pabrik petrokimia Poly-propylene di Balongan, Indramayu.  “Selain Propylene Splitter, peralatan LLI lain yang telah berhasil dipasang antara lain adalah Steam Turbin Generator pada September dan Alkylation Reactor pada Agustus 2021,” jelas Feri Yani.

Setelah peralatan tersebut, jelas Yani, RDMP Balikpapan menargetkan pemasangan reactor-regenerator, CO Boiler, Catalyst Cooler pada Desember 2021 dan sedang melakukan percepatan LLI lainnya termasuk Main Air Blower dan Main Fractionator.

Ketahanan Energi

Suwahyanto menekankan bahwa percepatan RDMP Balikpapan dilakukan untuk menunjang ketahanan energi nasional. Menginjak usia ke-4 tahun, KPI yang kini menjadi induk usaha kilang dan petrokimia Pertamina memiliki kewenangan mengelola RDMP Balikpapan yang merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina.

“Mengingat RDMP Balikpapan merupakan salah satu tonggak kemandirian energi,  KPI terus melanjutkan proyek RDMP Balikpapan secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR),” jelas Suwahyanto.

RDMP Balikpapan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260MBSD menjadi 360MBSD. Selain itu, RDMP Balikpapan bertujuan meningkatkan kompleksitas kilang dari 4.4 menjadi 8.8 yang dihitung melalui Nelson Complexity Index. “Hal yang tak kalah pentingnya, RDMP Balikpapan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk menjadi Euro V dan target penyerapan TKDN minimum 30 persen sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuh Suwahyanto. Pencapaian TKDN akan meningkatkan multiplier effect terhadap perekonomian domestik.

Feri Yani menambahkan RDMP Balikpapan yang dikelola PT KPB ditargetkan onstream pada akhir 2024. Realisasi pembangunan kilang  bertujuan untuk meningkatkan kapasitas menjadi 360 ribu  barrel per hari (BPH) dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V. RDMP yang dijalankan juga bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas mengolah minyak mentah ekonomis yang tersedia di pasar.

“Mohon dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia, agar kami dapat menjalankan amanah ini sebaik-baiknya,” katanya.  Sesuai dengan target re-forecast, Proyek RDMP Balikpapan ini harus dapat menyelesaikan pembangunan serta mengoperasikan Utilities Complex yang baru pada 2023, serta RFCC dan Alkylation Complex di semester I 2024 dan unit penghasil HOMC pada akhir semester II 2024.(LH)