JAKARTA – Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi terbesar produksi minyak Indonesia berasal dari satu lapangan yaitu Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) anak usaha ExxonMobil. Namun kini kedigdayaan blok Cepu dipastikan sudah berakhir karena lapangan Banyu Urip sudah memasuki tahap penurunan produksi secara alami setelah melalui tahap puncak produksi. Saat ini rata-rata produksi blok Cepu hanya sekitar 140 ribuan barel per hari (BPH)

Ini berarti, blok Rokan yang saat ini dikelola oleh Pertamina kembali menjadi kontributor terbesar dalam produksi minyak nasional dengan level produksi sekitar 160 ribuan BPH. Kondisi tersebut kemungkinan besar akan bertahan lama lantaran Pertamina sangat agresif melakukan berbagai kegiatan di blok Rokan di tahun-tahun mendatang.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan saat ini berbagai usaha yang dilakukan oleh ExxonMobil hanya sebatas menjaga agar penurunan produksi tidak terjadi secara drastis.

Wahju Wibowo, Deputi Eksploitasi SKK Migas, menyatakan berbagai kegiatan dan rencana yang dilakukan oleh Exxon sangat bermanfaat dalam menekan laju penurunan produksi alami secara drastis.

“Namanya saja decline, pasti menurun. Pertanyaannya bukan trennya menurun, tapi tugas kita sekarang turunnya kalau bisa jangan cepat-cepat, lebih landai lah, gak nyungsep gini,” kata Wahju di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (12/12).

ECML sendiri berencana untuk melakukan pemboran diawal tahun depan. “Pertanyaanya apa yang dilakuin, kita mau ngebor tahun depan, mulai ngebor lagi Februari,” ujar Wahju

Kemudian Exxon berencana untuk mengembangkan fasilitas pengolahan gas di blok Cepu guna mengekomodir peningkatan produksi minyak. Hal ini disebabkan ada kandungan gas yang bakal ikut terangkat apabila minyak mau diproduksikan. Gas yang ikut tersebut perlu diolah dan ternyata juga memiliki nilai ekonomi.

“Terus apalagi yang diusahakan, kita mau komersialisasikan gas karena dengan produksi gas lebih, produksi minyaknya juga akan ikut, itu upaya yang dilakukan supaya produksinya turunnya gak kenceng. Kalau turun pasti turun karena udah selesai,” kata Wahju. (RI)