JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), menargetkan lifting atau produksi siap jual migas untuk tahun ini sebesar 742 ribu barel setara minyak (Barrel Oil Equivalent Per Day / BOEPD). Target ini meningkat tipis atau sekitar 1,9% dibandingkan realisasi tahun 2023 yaitu sebesar 728 ribu BOEPD.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PHE, menjelaskan jika secara detail untuk lifting minyak tahun ini sebesar 420 ribu barel per hari (BPH) atau tumbuh 1,2% dari realisasi tahun lalu sebesar 415 ribu BPH.

“Kemudian untuk gas ini yang sudah untuk dijual ke konsumen gitu ya sales gas, tahun 2022 itu 1,7 miliar cubic feet per day (BCFD), 2022 meningkat 1,81 BCFD dan target kami di 2024 itu adalah 1,86 BCFD,” jelas Chalid dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (27/3)

Untuk mengejar target produksi tersebut PHE mencanangkan program pengembangan sumur sumur produksi cukup agresif. Total ada 768 pengeboran ditargetkan bisa direalisasikan untuk tahun ini. Jumlah tersebut tentu jauh tumbuh dibandingkan dengan pemboran tahun 2022 hanya 680 pemboran, namun turun dari tahun 2023 yang mencapai 793 sumur.

“Tahun 2023 aktivitas ini bertambah menjadi 793 sumur pemboran, 776 untuk development dan 17 eksplorasi. di tahun 2024, pengeboran ini di 768 sumur, 739 untuk eksploitasi kemudian 29 sumur eksplorasi, di sini menggambarkan kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan migas baru cukup agresif,” ungkap Chalid.

Agresifitas pencarian cadangan migas juga bisa dilihat dari kegiatan lain selain pengeboran sumur eksplorasi. Dalam data perusahaan terungkap kegiatan seismik tahun 2022 untuk 3D itu 371 km2, sementara yang 2D 83 km2. Sementara 2023 PHE menyelesaikan 1.512 km2 kegiatan seismik 3D di beberapa tempat.

“Kemudian target 2024 ini cukup masif untuk eksplorasi seismik 2.021 km2 3D seismik dan 1.097 km untuk seismik 2D, jadi ini menggambarkan itu tadi program kerja dari tahun ke tahun yang meningkat, tentu harapan kami dari kegiatan ini memberi hasil yang lebih meningkatkan produksi migas,” ujar Chalid. (RI)