JAKARTA – PT Pertamina (Persero) hingga saat ini belum merilis laporan keuangan 2018. Namun, manajemen memastikan laba bersih perseroan lebih dari Rp 5 triliun, jauh dibawah raihan laba bersih 2017.

Pahala N Mansury, Direktur Keuangan Pertamina, mengatakan meskipun saat ini laporan keuangan masih dalam proses audit, raihan laba bersih dipastikan di atas Rp 5 triliun.

“Menunggu audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pasti (diatas Rp 5 triliiun),” kata Pahala ditemui usai menghadiri rapat koordinasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta, Kamis (28/2).

Pada 2017, laba bersih Pertamina mencapai US$ 2,4 miliar atau setara dengan Rp 33,6 triliun (kurs Rp 14.000)

Menurut Pahala, proyeksi laba bersih lebih dari Rp 5 triliun berdasarkan hasil kalkulasi perseroan. Raihan laba bersih juga dipengaruhi beberapa penugasan dari pemerintah.

“Ya ada (hitungan sendiri), tapi karena Pertamina melakukan distribusi BBM subsidi maupun penugasan, laporan keuangan butuh audit BPK,” kata Pahala.

Nicke Widyawati, Direktur Pertamina, mengatakan pemeriksaan BPK akan segera rampung dalam waktu dekat.

“Tunggu ya. Saya kan bilang tanggal berapa, 9 Maret ya, hasil auditnya ya. Pasti dong (dipublikasikan) biasanya kan juga dipublikasikan,” tegas Nicke.

Berdasarkan data Pertamina yang diperoleh Dunia Energi, pendapatan 2018 Pertamina yang unaudited mencapai US$ 56,06 miliar. Realisasi tersebut merupakan realisasi pendapatan tertinggi sejak 2015. Saat itu, pendapatan mencapai US$ 45 ,24 miliar , tapi kemudian anjlok pada 2016 menjadi US$ 39,81 miliar. Pendapatan Pertamina kembali naik pada 2017 menjadi US$ 46 miliar. Pada 2019, Pertamina mematok pendapatan US$ 58,85 miliar.(RI)