JAKARTA – Proses jual beli hak partisipasi (Participating Interest/PI) pengelolaan blok migas kembali terjadi, kali ini giliran KrisEnergi Ltd yang telah mencapai kata sepakat untuk melepas 30% PI yang dmiliki di Blok Andalam II kepada British Petroleum (BP).

Manajemen KrisEnergy dalam keterangan resminya, Rabu (20/11) sudah mencapai kata sepakat dengan BP dan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat. Saat ini proses jual beli PI Blok Andaman II tersebut masih menunggu persetujuan pemerintah Indonesia.

Manajemen KrisEnergy menyebut kebijakan pelepasan PI Andaman II dilakukan setelah mempertimbangkan biaya eksplorasi serta risiko kegiatan migas laut.

Perusahaan akan mengalokasikan kemampuan pendanaannya untuk melakukan pembangunan jangka pendek lainnya.

Julius Wiratno, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengungkapkan belum mengetahui perihal jual beli saham blok Andaman II. “Kalau yang terkait pelepasan PI saya tidak mengetahui,” kata dia saat dihubungi, Rabu (20/11).

Blok Andaman II sendiri merupakan blok baru yang dilelang pemerintah pada 2017 lalu yang menggunakan skema gross split. Penandatanganan kontraknya sendiri baru dilakukan pada awal tahun 2018. Tiga perusahaan membentuk konsorsium kelola blok Andaman II yakni Premiere Oil Far East Ltd sebagai operator dengan porsi saham 40%, KrisEnergy Ltd 30% serta Mubadala Petroleum 30%.

Data Kementerian ESDM blok Andaman II berpotensi menyimpan cadangan 844,14 miliar kaki kubik (billion cubic feet/Bcf) gas dan minyak 196,53 juta barel minyak (million barrel oil/MMbo). Komitmen pasti tiga tahun pertama yang harus dipenuhi oleh konsorsium berupa kegiatan G&G dan seismik 3D seluas 1.850 kilometer persegi (km2) senilai US$ 7,55 juta.

Menurut Julius, proses alih saham ini langsung atau tidak langsung pasti akan mempengaruhi jadwal kegiatan eksplorasi yang harus dilakukan konsorsium. “Mungkin bisa berpengaruh juga (kegiatan eksplorasi),” kata Julius.(RI)