JAKARTA – PT Agincourt Recources (PTAR), cucu perusahaan Grup Astra, berkomitmen untuk mengimplementasikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam melakukan kegiatan operasional pertambangan. PTAR melakukan implementasi ESG sejalan dengan program yang diterapkan induk usaha Astra. Agincourt mengambil enam aspirasi yang difokuskan pada target 2030. Enam target adalah menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sampai 30 % pada 2030, manajemen energi yakni 50% bauran EBT di Grup Astra, manajemen air, manajemen limbah pabrik, keberagaman dan inklusivitas karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.

“Yang paling chalenging adalah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh bahan bakar. Dulu kami menggunakan 20 generator bahan bakar solar dengan konsumsi 3 juta liter. Kini kami sudah membangun PLTS 2,1 MWp. PLTS masih belum mengkaver energi yang kami butuhkan sehingga konsumsi energi listrik PLN masih besar,” kata Mahmud Subagya, Manager Environmental , dalam “Seminar Nasional ESG: Adaptasi ESG melalui Dekarbonisasi dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati untuk Menyongsong Pertambangan Berkelanjutan” di Jakarta, Jumat (26/12024). Seminar Nasional ESG yang diinisiasi Agincourt Resources ini dihadiri sekitar 100 orang dari kalangan akademisi, mahasiswa, dan wartawan.

Keanekaragaman Hayati
Mahmud mengatakan Agincourt mempunyai kebijakan lingkungan untuk meminimalkan semua dampak yang timbul. “Ada mitigasi yang dilakukan sehingga tidak muncul risiko-resiko. Efisiensi energi menjadi suatu kebutuhan, harus dilakukan. ini merupakan peran perusahaan dalam pengendalian iklim,” katanya.

Menurut dia, proses penambangan Agincourt Resources dilakukan secara open pit dan belum mengoperasikan underground mine. Agincourt melakukan pembukaan lahan secara hati-hati untuk meminimalkan dampak pada lingkungan. Status pembukaan lahan Agincourt hingga Desember 2023 ada 608 hektar dan sudah reklamasi 40-an hektar.
“Sebanyak 40 hektar kami lakukan reklamasi menggunakan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan cover crop dan tumbuhan tanaman tegakan. Untuk area yang tidak diperlukan untuk kegiatan pembukaan lahan yang tidak dibuka,” ujar Mahmud.

Dr Rondang S.E Siregar, Senior Biodiversity and Conservation Planning-RCCC UI/CTSS-IPB, mengatakan konservasi adalah kegiatan yang berfokus pada perlindungan spesies tumbuhan atau satwa dari kepunahan, pemeliharaan dan pemulihan.

Keanekaragaman hayati penting karena stabilititas ekosistem setiap spesies memliki peran tertentu dalam suatu ekosistem, menyediakan sumberdaya bagi manusia dan mahluk hidup, melindungi manusia dan mahluk hidup yang lainnya, meningkatkan kualiatas hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. “Penyebab kehilangan keanekaragaman hayati yakni kehilangan habitat, eksploitasi besar-besaran, spesies invasif, polusi, dan perubahan iklim,” kata Rondang.

Menurut dia, proyek pertambangan harus mengelola keanekaragaman hayati dengan cara menghormati kawasan tempat mereka beroperasi sambil terus menjaga lingkungan.

Rondang mengungkapkan ada peraturan dan UU berkaitan dengan pertambangan dan lingkungan. Ada pula norma-norma internasional. Mengenai prasyarat membuka hutan untuk sumber daya alam ada Amdal, membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup.

Hirarki mitigasi keanekaragaman hayati adalah alat yang dirancang untuk membantu pengguna membatasi sejauh mungkin dampak negatif proyek pembangunan.

Rondang mengatakan cara mencegah dampak pada keanekaragaman hayati ada empat tahapan. Hirarki mitigasi adalah rangkaian tindakan, pertama untuk mengantisipasi dan menghindari dampak proyek terhadap keanekaragaman hayati jika memungkinkan. Jika tidak memungkinkan untuk dihindari seluruhnya guna meminimalkan dampak. Jika dampak terjadi, untuk merehabilitasi. Jika dampak residual yang signifikan tetap ada, untuk menyeimbangkannya. “Kita perlu menjaga keanekaragaman hayati di sektor tambang. Keanekaragaman hayati merupakan aset penting bagi kehidupan manusia. Keanekaragaman hayati menyediakan berbagai manfaat bagi manusia,” kata dia.

Sementara itu, di awal seminar, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan perusahaan telah menargetkan sejumlah fokus keberlanjutan yang tertuang pada Public Contribution Strategy Perusahaan. Strategi itu meliputi penerapan sistem manajemen lingkungan berstandar internasional; pengelolaan keanekaragaman hayati; penurunan emisi Green House Gas (GHG) melalui dekarbonisasi, offset dan nature-based solution project; pengurangan intensitas pengambilan air dan menjaga kualitas air discharge; pengelolaan limbah padat dan cair; pemberdayaan masyarakat; penciptaan lingkungan kerja yang mendorong ekuitas, keberagaman dan inklusi.