JAKARTA – PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), Perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas penunjang industri minyak dan gas bumi (migas) utamanya industri seamless pipes/OCTG tubing, pada tahun 2023 mencatatkan pertumbuhan kinerja operasional yang melampaui target Perseroan.

Hingga akhir tahun 2023 SUNI telah menjual 15,3 ribu ton OCTG tubing, atau meningkat sebesar 10,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume penjualan OCTG tubing tersebut dikontribusi oleh OCTG tubing high dan low grade secara berurutan masing-masing sebesar 35,1% dan 64,9%. Pencapaian volume penjualan OCTG tubing ini mencapai 102,2% target tahun 2023.

Volume penjualan OCTG casing juga meningkat sebesar 304,7% menjadi 11,7 ribu ton dan lampaui target tahun 2023 sebesar 166,6%. Selain itu, SUNI juga menjual volume wellhead sebanyak 53 unit hingga akhir tahun 2023 dan mencapai target tahun ini sebesar 106,0%. Pencapaian kinerja operasional ini akan mendukung kinerja keuangan SUNI pada tahun 2023.

Proses produksi OCTG tubing dilakukan secara in-house oleh PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak usaha SUNI, dan merupakan strategic asset yang satu-satunya di Indonesia yang menjamin ketersedian OCTG tubing. Dalam proses produksinya, penggunaan bahan bakar gas dan listrik yang digunakan hingga Desember 2023 sebesar 45.342,4 mmbtu gas dan 11,9 juta kWh listrik, atau masing-masing meningkat sebesar 19,6% dan 50,5% seiring dengan peningkatan volume produksi.

Direktur Utama SUNI Willy Johan Chandra menyatakan kinerja operasional SUNI tahun ini secara menyeluruh lampaui target internal Perseroan dengan pertumbuhan volume OCTG tubing dan casing yang signifikan. Tahun ini masih merupakan tahap awal bagi SUNI untuk mendukung program Pemerintah yang telah menetapkan target lifting minyak dan gas bumi sebesar masing-masing 1 juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 BSCFD (billion standard cubic feet per day) pada tahun 2030. Kebijakan Pemerintah terkait TKDN juga menjadi peluang bagi SUNI untuk memperkuat industri pipa lokal dengan sertifikasi TKDN dan berstandar internasional sehingga dapat memenuhi kebutuhan eksplorasi dan eksploitasi migas dalam negeri.

“Dengan target dan kebijakan Pemerintah tersebut, Indonesia menjadi captive market untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan memberikan peluang bagi Perseroan untuk menjamin keberlangsungan usaha ke depannya,” ujar Willy Johan, Kamis(28/3).

Ia menambahkan, selain meningkatkan kualitas produksi, SUNI juga berencana menambah kapasitas produksi hingga 2 kali lipat dengan pembangunan plant 2 RTM di Batam. Pembangunan fasilitas ini juga nantinya akan mendukung upaya diversifikasi produk industrial pipe dan memperluas pangsa pasar di dalam maupun luar negeri.

SUNI menargetkan fasilitas plant 2 ini akan beroperasi pada tahun 2025 dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja operasional dan keuangan Perseroan ke depannya serta menjamin ketersedian OCTG sesuai TKDN dan berstandar internasional.

CFO dan Corporate Secretary SUNI Freddy Soejandy menyampaikan kinerja operasional yang sangat baik ini mendukung SUNI untuk mencapai pertumbuhan kinerja keuangan berkelanjutan pada tahun 2023. OCTG tubing dan casing merupakan indikator yang biasanya memberikan kontribusi terbesar pada kinerja keuangan SUNI, rata-rata berkontribusi sebesar 80,5% pada tahun 2022.

Selain penjualan OCTG tubing dan casing, volume penjualan wellhead juga memiliki kontribusi untuk meningkatkan kinerja SUNI tahun 2023. Semua kinerja operasional ini akan mendukung pertumbuhan pendapatan dan laba bersih SUNI dari segmen penjualan.

“Ke depannya, Perseroan juga akan berkomitmen untuk menjalankan GCG yang baik dengan keterbukaan informasi yang lebih komprehensif sehingga dapat membantu investor dan publik untuk mengambil keputusan investasi,” ujar Freddy.(RA)