TOKYO – Keppel New Energy Pte Ltd anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Keppel Infrastructure, Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) dan DNV pakar energi dan penyedia penjaminan independen global, berkolaborasi strategis untuk menjajaki kelayakan dan implementasi turbin gas berbahan bakar amonia di Pulau Jurong, Singapura. Keppel, MHI, dan DNV telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU), Senin(26/9).

Melalui MoU tersebut, ketiga perusahaan akan bekerjasama untuk melakukan Kajian Risiko Kuantitatif tingkat tinggi guna menjajaki penggunaan 100% amonia sebagai bahan bakar untuk turbin gas (combined cycle gas turbine/CCGT) menuju potensi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Amonia.

Berdasarkan MoU tersebut, Keppel akan mengkaji kelayakan pembangkit listrik tenaga amonia, sementara MHI, dengan dukungan dari merek solusi dayanya, Mitsubishi Power, akan mengembangkan turbin gas berbahan bakar amonia yang menghasilkan listrik netral karbon guna mengejar ekspansi rantai pasokan bahan bakar amonia di Singapura. Bersamaan dengan itu, DNV akan memanfaatkan keahlian penjaminan dan manajemen risikonya untuk menyiapkan dan mempresentasikan analisis QRA tentang proyek tersebut.

Takao Tsukui, General Manager International Sales and Marketing Department GTCC Business Division MHI, mengatakan aonia adalah komponen penting yang berpotensi untuk membangun masyarakat hidrogen. Mitsubishi Power telah memelopori teknologi pembakaran bahan bakar hidrogen dan turbin gas kelas dunia selama lebih dari 50 tahun. “MoU ini memperlihatkan dedikasi kami yang berkelanjutan untuk mengejar solusi mutakhir yang dapat mendukung permintaan akan listrik yang terus meningkat sembari bertransisi menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan di Asia Pasifik,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa(4/10).

Brice Le Gallo, Wakil Presiden Direktur dan Direktur Regional Asia Pasifik Energy Systems DNV, mengapresiasi penggunan kemampuan teknis hidrogen dan advisory yang sudah mapan untuk menghadirkan kajian risiko kuantitatif untuk proyek yang berdampak besar ini. “Kami percaya bahwa pembangkit listrik tenaga amonia dapat menjadi langkah penting dalam perjalanan menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan. MoU ini memberi kami kesempatan menarik untuk membagikan pengalaman industri kami yang luas guna mendukung kontribusi penting ini dalam meraih tujuan net zero dan transisi energi Singapura,” ujarnya .

Amonia memiliki densitas volumetrik yang lebih tinggi daripada hidrogen, sehingga lebih mudah untuk disimpan dan didistribusikan. Selain tidak menghasilkan CO2 ketika digunakan sebagai bahan bakar, amonia juga merupakan pembawa hidrogen yang efisien. Penggunaannya sebagai bahan bakar adalah solusi energi jangka panjang yang menjanjikan untuk transisi menuju rantai nilai energi nol karbon. MoU ini bertujuan untuk menyusun pedoman kajian yang kuat guna memastikan keamanan dan keberlanjutan amonia sebagai bahan bakar bersih, sembari menjaga efisiensi yang tinggi dan emisi NOx yang rendah untuk digunakan dalam sistem turbin gas pada pembangkitan listrik.

Perjanjian ini dibuat menyusul pengumuman pada Agustus 2022 bahwa Keppel Energy akan mengembangkan pembangkit listrik hydrogen-ready pertama di Singapura di sektor Sakra, Pulau Jurong, yang dibangun oleh konsorsium yang terdiri dari Mitsubishi Power Asia Pacific dan Jurong Engineering. Kontrak layanan jangka panjang (LTSA) untuk pemeliharaan besar turbin juga diberikan kepada Mitsubishi Power. Keppel New Energy juga menandatangani MoU dengan MHI untuk melakukan studi kelayakan tentang pengembangan pembangkit listrik tenaga amonia 100% di lokasi yang sudah dipilih di Singapura.

Melalui MoU ini Keppel, MHI, dan DNV memperlihatkan komitmen untuk mempercepat dekarbonisasi energi guna menciptakan jalan menuju masa depan net zero.(RA)