JAKARTA- PT PLN (Persero) mengklaim investor di empat negara, Amerika Serikat, Inggris, Hongkong, dan Singapura berminat terhadap obligasi global yang akan diterbitkan. Obligasi akan diterbitkan pada semester I 2018.

“Peminatnya banyak. Kemarin itu New York (AS) karena dengan kondisi sekarang ini rupiah lagi down, ini murah banget sebenarnya,” kata I Made Suprateka, Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN di Jakarta, Selasa (22/5).

Menurut Made, obligasi global yang ditujukan untuk mendanai program 35.000 megawatt (MW) dimungkinkan tidak mencapai US$1 miliar, dengan tenor 10 tahun. PLN harus merogoh kocek sebesar Rp585 triliun, baik untuk membangun pembangkit, transmisi dan gardu induk. Tidak hanya itu, global bond tersebut juga akan digunakan untuk membayar utang jangka panjang PLN dengan suku bunga tinggi.

“Angka sebesar Rp585 triliun itu 65%-nya dipenuhi dari pinjaman. Jadi kami cari dana untuk program 35.000 MW, totalnya hanya Rp385 triliun. Ini untuk pembangkit, transmisi dan gardu induk,” kata Made.

Made mengatakan, bunga dari obligasi  akan mengacu ke harga pasar. Tujuannya untuk mempermudah memantau nilai dari bunga tersebut karena sifat proyeknya jangka panjang dengan waktu 4-5 tahun.

“Market price saja sehingga mudah dimonitor,” kata Made.(RA)