JAKARTA – Beralih ke motor listrik diyakini jauh lebih efisien ketimbang menggunakan motor berbahan bakar minyak (BBM) atau konvensional. Masyarakat pun di dorong untuk terus beralih menggunakam motor listrik, salah satunya dengan melakukan konversi. Peralihan tersebut selain bermanfaat untuk ekonomi masyarakat juga bisa berdampak dalam upaya menekan impor minyak.

Sripeni Inten Cahyani, Tenaga Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bidang Kelistrikan, mengungkapkan dari hitung-hitungam sederhana saja sudah terlihat manfaat ekonomi bagi masyarakat yang gunakan motor listrik

“Misalnya 1 liter per hari 40 km, Pertalite Rp10.000 per liter. Satu hari 40 km kalau listrik 1,2 KWh. Rp1.800 rupiah per hari, 40 KM. Saving Rp8.200 dikalikan 25 hari dan sebagainya. Ketemulah Rp250.000 minimum per bulan, saving dari operasional,” kata Sripeni dalam diskusi di Jakarta, Rabu (29/11).

Pemerintah kata Sripeni juga sudah berkomitmen untuk menambah subsidi pembelian motor listrik. Harapannya motor listrik bakal makin masif keberadaannya.

Menurut dia jika tambahan insentif terealisasi bahkan tidak perlu mengeluarkan biaya. Nantinya biaya tersebut bisa mencicil.

“Barangkali sudah dengar rencana ESDM akan naikkan insentif jadi Rp10 juta. Sedang harmonisasi dan UU segera terbit, kalau sudah terbit akan naik jadi Rp10 juta. sehingga Rp16 juta kurangi Rp 10 juta sisanya Rp6 juta. kalau gunakan baterai tukar akan gratis karena itu harga baterai, tapi kalau pakai baterai tanam, harga itu juga harga baterai yang bisa dicicil 0% selama dua tahun,” jelas Sripeni.