JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss melalui proyek Renewable Energy Skills Development (RESD) mendukung peningkatan kualitas dan kompetensi 21 orang instruktur dari 7 politeknik negeri di bidang energi terbarukan khususnya teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melalui pelatihan yang difasilitasi oleh tenaga ahli dari Eastern Switzerland University of Applied Sciences, 25 Juli-5 Agustus 2022. Pelatihan juga mencakup keahlian teknis PLTS dengan fokus pada SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan sistem pembangkit
energi terbarukan, serta kunjungan lapangan ke lokasi PLTS di Waterbom Bali yang dibangun oleh PT Solarion Energi Alam dan lokasi PLTS di PT Agung Automall Tabanan yang dibangun oleh PT ATW Solar dan PT ATW Alam Hijau, serta kunjungan ke PLTS Bangli yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Bhukti Mukti Bhakti.

Pelatihan dua minggu yang berlokasi di Politeknik Negeri Bali dan diikuti
oleh instruktur dari Politeknik Negeri Bali, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Sriwijaya, dan Politeknik Negeri Ambon merupakan kelanjutan dari serangkaian pelatihan bagi tenaga pendidik yang telah diselenggarakan oleh proyek RESD selama satu tahun terakhir dalam rangka pembukaan Program D4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid. Kuliah perdana program diploma spesialisasi tersebut akan dimulai pada bulan September
2022 di 5 politeknik negeri percontohan, yaitu Politeknik Negeri Bali, Politeknik Energi & Mineral Akamigas Cepu, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Laode Sulaeman, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), BPSDM ESDM selaku Ketua Project Implementing Unit proyek RESD mengatakan kerja sama antara BPSDM ESDM dan Swiss Secretariat for Economics Affairs SECO melalui proyek RESD ini turut mendukung target Pemerintah aindonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, khususnya target bauran energi terbarukan mencapai 23% pada tahun 2025 serta elektrifikasi mencapai 100%.

Ia menekankan bahwa target tersebut hanya dapat dicapai apabila kita memiliki sumber daya manusia yang memadai, baik dari segi pendidikan formal maupun non-formal seperti sertifikasi dan pelatihan berbasis energi terbarukan.
“Sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek RESD dari pihak Kementerian ESDM, kami berharap bahwa pertukaran ilmu dari Switzerland University of Applied Sciences kepada dosen dan pranata laboratorium politeknik mitra RESD dapat bermanfaat dan membekali pengetahuan untuk Program D4 Spesialisasi 1 Tahun Bidang Solar, Hydro, dan Hybrid,” kata Laode, Senin(25/7).

I Nyoman Abdi, Direktur Politeknik Negeri Bali, menambahkan bahwa rangkaian program pelatihan yang dilakukan melalui proyek RESD ini sangat sejalan dan mendukung program Pemerintah Provinsi Bali menuju pariwisata hijau. “Politeknik Negeri Bali sangat mengapresiasi dukungan asistensi teknis dan hibah peralatan solar dari Pemerintah Swiss, dan kami siap membuka program D4 bidang energi terbarukan pada bulan September 2022 ini demi mendukung pertumbuhan Bali yang berkelanjutan dan target transisi energi Indonesia,” ujarnya.

Martin Stottele, Pimpinan pelaksana proyek Renewable Energy Skills Development (RESD), menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss bekerjasama untuk meluncurkan
program Diploma 4 Spesialisasi 1 Tahun Energi Terbarukan dengan penyelenggaran kuliah perdana angkatan pertama di bulan September 2022. Calon siswa dapat mendaftarkan diri di lima politeknik, yaitu 4 politeknik di bawah Kemendikbudristek (Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta,
Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang) dan PEM Akamigas di bawah Kementerian ESDM. Program spesialisasi D4 di sini tepatnya adalah program alih jenjang, di mana lulusan Diploma 3 teknik (Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Sipil) mengambil program 1 tahun (semester 7 dan 8) spesialisasi energi terbarukan dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik Terapan Energi Terbarukan. Pelaksanaan proyek diperkuat dengan penyediaan peralatan laboratorium energi terbarukan dan kerja sama dengan perusahaan energi terbarukan, termasuk dengan PT Solarion Energi Alam dan PT ATW Solar untuk kunjungan lokasi PLTS, program magang, dan dosen ahli industri.

“Proyek RESD juga menyediakan pendampingan dari Swiss Universities of Applied Sciences and Arts dan Swiss Federal Institute for Vocational Education bagi tenaga pendidik politeknik guna memberikan masukan kurikulum, praktik terbaik di bidang vokasi, dan kerja sama industri,” ujar Martin.

Tujuan utama dari proyek RESD adalah menciptakan tenaga kerja yang kompeten di bidang perencanaan, desain, pembangunan dan pemasangan, inspeksi dan commissioning, supervisi, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik hybrid surya diesel, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) melalui penciptaan program D4 spesialisasi
energi terbarukan satu tahun (semester 7 dan 8) di 5 politeknik percontohan di Indonesia; peluncuran program diklat energi terbarukan di 5 lembaga pelatihan kerja; dan penguatan pertukaran informasi dan komunikasi di sektor energi terbarukan.

Mitra program RESD mencakup BPSDM Kementerian ESDM sebagai mitra utama, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Badan Nasional Sertifikasi Profesi, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Program RESD juga bekerja sama erat dengan politeknik, lembaga pendidikan dan pelatihan kerja, asosiasi industri, dan sektor swasta.(RA)