JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM/ITMG), perusahaan energi dengan lingkup usaha yang terintegrasi mulai dari kegiatan penambangan batu bara, pengolahan, dan logistik, terus berinovasi sesuai dengan visi menjadi perusahaan energi Indonesia yang berintikan inovasi, teknologi, penyertaan, dan keberlanjutan.
ITM memproduksi batu bara termal dengan beberapa jenis, guna memenuhi pelanggannya di Asia yang jumlahnya besar dan beragam.

Sepanjang tahun 2021, ITM menyatakan telah menjalankan nilai-nilai ESG (Environmental, Social and Corporate
Governance) guna mencapai operasi dan pengembangan yang berkelanjutan. Dalam bidang lingkungan, emisi GHG yang timbul telah berkurang sebanyak 32% dalam 4 tahun terakhir.
Untuk Rehabilitasi DAS (Daerah Aliran Sungai), perusahaan telah berhasil mengembalikan lahan wkosistem sungai seluas 2.540 hektar di berbagai
wilayah, yang selanjutnya diserahterimakan ke pemerintah. Secara kumulatif, total 14.433 hektar telah
sepenuhnya direhabilitasi dan diserahterimakan per akhir 2021.

PT Bharinto Ekatama (BEK), entitas anak ITM, turut serta dalam proyek nasional rehabilitasi DAS di Bukit Menoreh, Yogyakarta, bagian dari kawasan
destinasi wisata superprioritas, Borobudur. Dua entitas anak ITM, PT Trubaindo Coal Mining (TCM) dan PT Jorong Barutama Greston (JBG), mendapatkan PROPER Hijau di 2021.
Sementara PT Indominco Mandiri, PT Kitadin – Embalut, dan PT Bharinto Ekatama memperoleh PROPER Biru.
Di bidang sosial, perusahaan melawan pandemi dengan ikut serta Program Vaksinasi Gotong Royong. Selanjutnya, di bidang tata kelola, struktur organisasi
dibangun dengan memperhatikan keberlanjutan, dimana perusahaan memiliki komite yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris untuk mengawasi jalannya perkembangan berkelanjutan di dalam perusahaan.

“Ke depannya, target ITM adalah menjadi perusahaan energi Indonesia terdepan yang lebih hijau dan cerdas. Transformasi ini akan menggerakkan bisnis ITM yang ada saat ini menjadi 3 lini bisnis,” ungkap Mulianto, Direktur Utama ITM, Selasa(1/3/2023).

Lini bisnis ITM pertama adalah pertambangan yang mencakup batu bara, mineral, dan kegiatan pertambangan terkait lainnya sebagai bisnis utama. Yang kedua adalah jasa energi yang mencakup jasa pertambangan, perdagangan, dan solusi modal alam guna mendapatkan nilai lebih dari operasi energi perusahaan. Terakhir adalah bisnis terbarukan dan lainnya yang berkaitan dengan investasi energi terbarukan dan teknologi untuk menangkap tren energi masa depan.

Mulianto menjelaskan peta jalan transformasi perusahaan dibagi menjadi tiga fase, yaitu konsolidasi, transisi, dan aklimatisasi, di mana setiap langkah meningkatkan kapasitas perusahaan
menjadi bisnis yang lebih hijau dan lebih cerdas melalui diversifikasi usaha.

Mulianto mengatakan untuk tahun 2022, ITM telah menentukan empat sasaran pencapaian, yaitu mengoptimalisasikan aset batu bara, menumbuhkan bisnis baru, menanamkan Banpu Heart sebagai budaya perusahaan, dan membina nilai-nilai ESG yang berpadu dengan segala segi bisnis sebagai antisipasi terhadap perubahan iklim dan upaya keberlanjutan dan kepedulian terhadap masyarakat.
“Di samping itu, perusahaan akan memperkuat kemampuan digital karyawan guna memperlancar transformasi digital yang dapat bermanfaat baik di sisi operasional maupun finansial,” kata Mulianto.(RA)