JAKARTA – Pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela semakin mendapatkan tantangan cukup berat. Ini tidak lain akibat pandemi Covid-19 yang ternyata turut mempengaruhi  pengerjaan proyek gas tersebut. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengakui proses pengerjaan survei lapangan yang dikerjakan Inpex Masela Ltd, anak usaha Inpex Corporation yang juga operator Masela menemui kendala.

Dwi Soetjipto, Kepala SKK Migas berharap meskipun menemui kendala diharapkan tidak akan berdampak terhadap target penyelesaian proyek Masela. “Abadi Masela saat ini mengalami kendala survei lapangan, tidak bisa dilakukan dalam upaya menangkal Covid-19. Tapi sejauh ini kami sedang diskusi dengan Inpex agar tidak mundur, onstream masih di 2027, akan ada speed up,” kata Dwi, Selasa (28/4).

Tidak hanya itu, dengan kondisi minimnya permintaan akan energi, termasuk gas yang membuat harga gas anjlok, SKK Migas dan Inpex menemui kendala lainnya yakni sulitnya mencari potensi pembeli pada masa sekarang. Padahal kepastian pembeli atau konsumen gas sangat penting dalam proses selanjutnya, yakni Final Investment Decision (FID).

Menurut Dwi, banyak para calon pembeli gas sekarang justru merubah strategi dan lebih memililh menunggu hingga kondisi kembali normal. “Yang utama yakni marketing. Karena masih terkendala calon buyer, mereka wait and see,” katanya.

Julius Wiratno, Deputi Operasi SKK Migas, sebelumnya mengatakan akan ada keterbatasan mobilisasi personil dan peralatan, tetapi kemungkinan penyesuaian tidak berdampak signifikan terkait proyek Masela yang masih dalam fase persiapan Pra Qualification FEED, pelaksanaan FEED, FID, Engineering, Procurement, Construction, Installation (EPCI).

“Kalau survei-survei ya masih berjalan normal. Metocean survey dan lainnya dan persiapan G&G survei segera semoga tidak terganggu,” kata Julius.

Lapangan Abadi merupakan lapangan pertama Blok Masela di wilayah Maluku yang sedang dikembangkan  Inpex Masela, Ltd. Perusahaan asal Jepang itu bekerja sama dengan Shell. Inpex sudah mengantongi keputusan Gubernur Maluku terkait penetapan lokasi pelabuhan kilang gas alam cair (LNG) Masela yang diputuskan akan dibangun di Pulau Nustual, Desa Lematang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

Nantinya proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan estimasi investasi US$ 19,8 miliar ini ditargetkan bisa memiliki kapasitas produksi LNG sebesar 9,5 juta ton per annum (MTPA) serta 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas pipa.

Dengan kondisi wabah Covid-19 membuat progres Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) sedikit terhambat. Hingga kuartal I ini proses pengurusan Amdal hanya 43,41% dari target 47,22%. Namun demikian telah dilakukan tender FEED, onshore LNG, FPSO,Gas Export Pipeline (GEP), Subsea Umblical, Riser and Flowline (SURF).(RI)