JAKARTA – PT Freeport Indonesia (PTFI) yang juga bagian dari Holding Pertambangan, MIND DI melaporkan perkembangan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian tembaga yang hingga bulan April lalu sudah mencapai 30%.

Tony Wenas, Direktur Utama PTFI, menjelaskan persentase 30% tersebut terdiri dari pemasangan tiang pancang konstruksi smelter yang sudah selesai dikerjakan sebanyak 7.500 tiang pancang.

“Sementara ini proses sudah 30% dengan serapan US$920 juta. 7,500 tiang pancang sudah diselesaikan,” kata Tony disela rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI (25/5).

Serapan anggaran investasi pembangunan smelter sebanyak itu sudah lampaui 50% dari yang dianggarkan perusahaan pada tahun ini. “Target tahun ini US$1,6 miliar biaya digelontorkan,” ujar Tony.

Ada tiga cakupan proyek smelter yang dikerjakan oleh PTFI di kawasan JIIPE, Gresik, Jawa Timur. Pertama adalah pembangunan smelter tembaga baru dengan kapasitas 1,7 juta ton per tahun. Kemudian ekspansi PT Smelting 0,3 juta ton per tahun serta Precious Metal Refinery (PMR) 6.000 ton per tahun. Total biaya investasi yang dianggarkan Freeport untuk membiayai proyek smelternya ini sebesar US$3 miliar.

Adapun produk yang dihasilkan dari smelter nanti diantaranya adalah Katoda tembaga, Emas dan Perak murni batangan, PGM (Platinum Group Metals). Kemudian ada juga produk sampingannya seperti Asam sulfat, teral, gypsum dan timbal. “Dengan adanya smelter nanti seluruh produk konsentrat PTFI diproses dan dimurnikan dalam negeri,” ungkap Tony. (RI)