JAKARTA– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Rabu (Kamis pagi WIB) karena data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan pelemahan. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember bertambah tujuh dolar AS, atau 0,55 persen, menjadi menetap di US$ 1.269,9 per ounce.
Emas mendapat dukungan setelah data housing starts (rumah yang baru dibangun) dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan penurunan sebesar 9,0 persen ke tingkat tahunan 1,047 juta, lebih buruk dari perkiraan dan lebih rendah dari akhir terendah kisaran konsensus.
Para analis mencatat bahwa bangunan rumah di Amerika Serikat berada pada tingkat terendah dalam 18-bulan, dan laporan ini mengirim para investor ke aset safe haven logam mulia. Meskipun terjadi pelemahan dalam data ekonomi AS, keuntungan logam mulia dibatasi oleh dolar AS dan pasar ekuitas AS yang lebih kuat.
Indeks dolar AS naik 0,05 persen menjadi 97,93 pada pukul 18.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average AS naik 66 poin atau 0,36 persen pada pukul 18.45 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka biasanya logam mulia akan turun.
Investor juga sedang menunggu rilis klaim pengangguran mingguan, penjualan existing home (rumah yang sudah jadi) dan Survei Prospek Bisnis Fed Philadelphia pada Kamis, dan investor mencatat bahwa kecuali pelemahan utama dalam data mendatang, mereka percaya Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.
Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah pada tujuh persen untuk pertemuan November 2016, dan 65 persen pada pertemuan Desember 2016.
Analis percaya Fed bermaksud untuk menyerap sekitar US$2,5 triliun dana perbankan dari kelebihan cadangan karena ekonomi AS terus pulih. Bank menjadi lebih berani mengambil risiko dalam ekonomi yang “bullish”, dan sebagai hasilnya berpotensi melepaskan beberapa kelebihan cadangan mereka, membanjiri ekonomi dengan uang tunai sehingga menyebabkan inflasi. (DR/ANT)
Komentar Terbaru