JAKARTA – Pemerintah membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mengkonversi sepeda motor konvensional-nya atau berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik dengan harga diskon sebesar Rp7 juta per unit. Hingga akhir tahun ini ada 50 ribu kuota konversi motor.

Rida Mulyana, Sekretaris Jendral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi masyarakat yang ingin mengkonversi motornya dengan biaya diskon atau dibantu oleh pemerintah.

Pertama motor yang bisa dikonversi dengam biaya diskon pemerintah adalah motor yang memiliki CC 110 – 150. “Jadi moge tidak termasuk,” kata Rida di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Marves), Senin (6/3).

Kemudian legalitas kepemilikan kendaraan. Rida menegaskan motor yang dikonversk harus memiliki STNKN yang masih berlaku.

“Harus masih ada STNK-nya jangan melalui konversi hidupin motor-motor STNK-nya mati, poinnya motor yang legal STNK dan KTP mohon pengertiannya untuk sama agar ga disalahgunakan. Kalau teman-teman ada motor dua hak untuk terima bantuan hanya satu biar yang lain kebagian, fair ya,” ujar Rida.

Selanjutnya adalah konversi dilakukan di bengkel yang telah memiliki sertifikat khusus yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

“Kemudian bengkelnya tentu saja harus konversi yang sertifikat dan sudah disediakan Kemenhub sudah siapkan aplikasi untuk memudahkan teman-teman untuk konversi dimana,” kata Rida.

Menurut dia konversi motor BBM menjadi motor listrik memberikan dampak yang tidak hanya dirasakan pengguna tapi juga negara. Bagi pengguna tentu bisa menghemat pembelian BBM. Dalam hitung-hitungannya rata-rata penghematan mencapai lebih dari Rp2 juta.

“Pada sisi konsumen pengguana motor perhitungan kita paling tidak misalkan saya punya motor bbm diknversi 2,7 juta per tahun bisa saya hemat, itu dari sisi pengguna,” ungkap Rida.

Sementara dari sisi pemerintah juga ada penghematan Rp37 miliar per tahun, itu asumsinya beralih dari BBM ke baterai yang butuh listrik untuk chargenya. “Kemudian ada tambahan konsumsi listrik 15,2 Gwh per tahun ada peningkatan penjualan listrik, karena kita mengurangi konsumsi BBM akan mengurangi GRK akan terjadi 0,03 juta ton emisi,” ujar Rida.(RI)