BATU – PT Geo Dipa Energi (Persero) bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mengembangkan inovasi teknologi pertanian tanaman holtikultura. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) tentang Penelitian dan Pengembangan Inovasi Teknologi Pertanian Tanaman Holtikultura antara GeoDipa dengan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik (Balitjestro) Kementan, di Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi (IP2TP) Batu, Jawa Timur, Selasa (19/10).
Nota Kesepahaman ini melingkupi berbagai aspek, mulai dari pengembangan inovasi teknologi pertanian tanaman holtikultura, penyediaan benih, pendampingan budidaya dan pengelolaan pasca panen, bimbingan teknis, hingga bidang-bidang lainnya. Nota Kesepahaman tersebut dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki secara optimal, guna saling mengisi, melengkapi, dan memperkuat satu sama lain dalam rangka mewujudkan tujuan bersama sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing pihak.

“Melalui kerjasama tersebut akan memberikan manfaat yang besar bagi pengembangan hasil penelitian dan pengembangan teknologi pertanian tanaman holtikultura,” kata Riki Firmandha Ibrahim, Direktur Utama Geo Dipa.

Dalam pelaksanaan kerjasama, nantinya akan menenkankan pada pendekatan pengelolaan lingkungan yang tentu saja mempertimbangkan pengelolaan sosial guna peningkatan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja Geo Dipa.
Pendekatan pengelolaan lingkungan dan sosial yang dimaksud, meliputi pengelolaan dan memitigasi dampak lingkungan untuk menghindari terjadinya kerusakan terhadap lingkungan, menurunnya potensi sumber daya alam. Mencakup pula mengenai pencemaran lingkungan yakni pendekatan ekonomi adalah berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat hingga penggunaan tenaga kerja, dan pendekatan institusional mengedepankan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. 

“Hal-hal inilah yang membuat Geo Dipa yang merupakan BUMN yang Uniq dapat diterima oleh masyarakat sebagai perusahaan yang mampu melakukan pengelolaan terhadap masalah sosial dan lingkungan dengan baik,” ujar Riki.

Dalam pelaksanaan tata kelola sosial dan lingkungan, Geo Dipa mengadopsi Shared Value, yaitu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program Community Development hingga Corporate Social Responsilbility (CSR). Hal ini menjadi bagian dari perusahaan yang wajib dilaksanakan dalam bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial serta tata kelola yang baik (Governance).

Budaya Geo Dipa dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat bertujuan untuk memperbesar akses masyarakat dalam mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya serta tata kelola yang baik melalui 4 pilar PPM, yaitu
Geo Dipa Maju merupakan kontribusi perusahaan yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat atau kepentingan lainnya berupa pembangunan sarana prasarana dan infrastruktur;
Geo Dipa Peduli adalah komunikasi kepada para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kepentingan perusahaan dan pemangku kepentingan melalui berbagai kegiatan seperti donasi, sponsorship, maupun pelatihan;
Geo Dipa Pintar adalah melakukan peningkatan kapasitas masyarakat sekitar, baik secara pendidikan, pelatihan, kerjasama, konservasi, dan sosialisasi; dan terakhir
Geo Dipa Hijau yang merupakan kegiatan dengan masyarakat sekitar dalam rangka mengelola lingkungan sesuai aturan yang dikeluarkan pemerintah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kemandirian masyarakat.

Dalam pelaksanaan setiap programnya, Creating Shared Value (CSV) yang dilaksanakan itu berbagi nilai yang menekankan betapa pentingnya mendukung kebutuhan sosial masyarakat disekitar dimana kita beroperasi yang didasari pada hubungan kesejahteraan sosial.  Program tersebut dilakukan untuk membangun keselarasan dengan strategi keberlanjutan perusahaan.  Geo Dipa berhasil membangun value creation melalui implementasi sustainability development pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat sekitar sesuai tatakelola yang benar.

Syahrul Yasin Limpo,Menteri Pertanian (Mentan), mendorong pengembangan komoditas hortikultura berbasis kawasan untuk mendongkrak volume ekspor hingga tiga kali lipat di kawasan Kota Batu, Jawa Timur. Buah jeruk merupakan komoditas Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif dan permintaan ekspor yang cukup tinggi.

Menurutnya, pengembangan komoditas jeruk perlu ditingkatkan hingga mencapai 10 juta bibit jeruk unggul per tahun. “Hari ini gelar teknologi inovatif pembenihan berbagai jeruk dengan melepas jeruk purut yang mendapatkan pasar internasional yang kuat, ekspor ke Prancis dan Belanda, karena permintaan ekspor jeruk purut ini cukup besar. Perintah Bapak Presiden Jokowi adalah selain meningkatkan produksi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, tetapi juga untuk kepentingan ekspor,” ujarnya.

Syahrul menekankan gelar teknologi inovatif pembenihan jeruk bebas penyakit untuk pengembangan kawasan yang diselenggarakan saat ini memiliki arti yang sangat penting. Sebab, hari ini dan ke depannya pertanian tetap menjadi salah satu sektor yang bisa terus dibutuhkan masyarakat di dunia.
Hal ini mengingat kondisi dimana dunia dihadapkan dengan berbagai kontraksi perubahan iklim.  Sehingga sangat membutuhkan dukungan dari Indonesia yang memiliki potensi besar di bidang teknologi inovatif pertanian.(RA)