NUSA DUA – Pemerintah Indonesia menggandeng Internasional Energy Agency (IEA) merevisi Net Zero Emission Roadmap untuk sektor energi yang diumumkan disela Energy Transition Ministerial Meeting (ETMM) di Nusa Dua, Bali

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa fokus road map NZE sektor energi yang ada dalam road map pengembangan EBT yang lebih masif, pensiunkan PLTU, konversi kendaraan listrik dan melakukan pengembangan nuklir pada 2040.

“Langkah Indonesia dalam menerbitkan NZE Roadmap sebagai komitmen Indonesia dalam transisi energi. Semoga ini bisa menjadi inspirasi bersama dalam berkolaborasi mencapai pengurangan emisi karbon,” kata Arifin di Nusa Dua, Jumat (2/9).

Dalam NZE road map terbaru nantinya Indonesia tetap fokus pada harga energi yang harus terjangkau dan bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

“Oleh karena itu kami memerlukan support dari semua pihak baik dari investasi maupun kolaborasi teknologi,” tambah Arifin.

Dadan Kusdiana, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, menjelaskan dalam NZE roadmap diharapkan bisa meningkatkan daya saing Indonesia.

“Kita mau memastikan roadmap ini berjalan baik dan tetap menjaga daya saing Indonesia dan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Dadan.

Beberapa hal yang direvisi kata Dadan terkait dengan asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun target.
Misalnya ini kebutuhan daya listrik yang sebelumnya diperkirakan mencapai lebih dari 600 Gigawatt kini di road map terbaru tidak sampai sebesar itu.

“Dulu kita sampaikan 608 gw, IEA sampaikan 510 gw di 2060. Lalu emisi gas rumah kaca ada perbaikan. Komposisi pembangkit listrik EBT 2060 ada yang berbeda dengan apa yang kita susun satu tahun terakhir,”

Timothy Goodson, Lead Energy Analyst and Modeller IEA, menuturkan revisi NZE roadmap merupakan langkah baru dan maju bagi Indonesia dalam upayanya menuju NZE. Meskipun begitu hal itu tidak akan mudah untuk diwujudkan.

Timothy mengaku optimistis dengan roadmap terbaru yang juga mempertimbangkan keberadaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah baik itu mineral maupun EBT.

“Ini sangat membutuhkan kebijakan yang mendukung, tapi kami optimistis karena Indonesia dikaruniai berbagai macam sumber EBT, bioenergi dan mineral,” ungkap dia.