JAKARTA – PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) melalui anak usahanya, EMP Bentu Limited, yang merupakan operator dan pemilik 100% hak partisipasi di Blok KKS Bentu, telah menemukan gas di tempat (gas in place) sekitar 126 miliar kaki kubik (bcf) dari aktivitas pengeboran di sumur gas CEN-01.

Tri Firmanto, Direktur EMP dan General Manager EMP Bentu Limited, mengatakan manajemen akan menindaklanjuti temuan tersebut dengan melakukan pengeboran di beberapa sumur pengembangan, konstruksi pipa gas, dan pembangunan tambahan fasilitas produksi.

“Kami berharap untuk dapat mulai memproduksikan gas dari sumur CEN-01 dengan volume rata-rata 45 juta kaki kubik gas per hari (MMscfd) di masa mendatang,” ungkap Tri dalam keterangannya, Rabu (6/3).

Edoardus Ardianto, Wakil Direktur Utama EMP & CFO Energi Mega, menambahkan perusahaan akan mengembangkan lebih lanjut temuan gas di sumur gas CEN-01 tersebut demi mengoptimalkan produksi gas dari Blok Bentu  dalam waktu dekat ini.

Peningkatan produksi gas dari Blok Bentu tersebut diharapkan akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan EMP di masa mendatang. Sepanjang  2023, Blok Bentu memproduksikan rata-rata 81 juta kaki kubik gas per hari.

“Dengan asumsi harga jual gas sebesar US$6 per MMbtu maka tambahan produksi gas sejumlah 45 juta kaki kubik gas per hari tersebut bernilai sekitar US$270 ribu per hari (sekitar US$100 juta per tahunnya),” ungkap Edoardus.

Syailendra S. Bakrie, Direktur Utama EMP dan CEO, mengatakan penemuan gas ditempat dari Blok Bentu  tersebut juga merefleksikan pencapaian perusahaan dalam mengembangkan usaha secara organik. “Kami berharap pencapaian positif ini dapat menambah nilai bagi para pemegang saham. Penemuan gas ini juga mendukung usaha pemerintah dalam mencapai produksi sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari di tahun 2030,” kata Syailendra.

Hudi Suryodipuro, Kepala Divisi Program & Komunikasi SKK Migas, mengungkapkan temuan struktur gas yang berhasil diperoleh EMP diharapkan juga akan menjaga kontribusi EMP dalam mendukung produksi gas di masa yang akan datang. Saat ini lebih dari 50% produksi gas di wilayah perwakilan SKK Migas Sumatera Bagian Utara dikontribusikan oleh EMP.

“SKK Migas berharap temuan gas ini dapat segera diproduksikan secara komersial guna memenuhi kebutuhan listrik dan industri di Provinsi Riau, serta mendukung neraca gas nasional,” kata Hudi.(RI)