JAKARTA– PT Samindo Resources Tbk (MYOH), emiten pertambangan terintegrasi, mencatatkan laba bersih sepanjang 2020 sebesar US$22,53 juta atau sekitar Rp315,42 miliar, turun 13,7 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar US$26 juta (year-on-year). Penurunan laba didorong berkurangnya pendapatan perusahaan sebesar 31,7 persen dari US$254,1 juta menjadi US$173,47 juta.

Gilbert Markus Nisahpih, Business Development Director Samindo Resources, mengatakan secara umum kinerja Samindo cukup baik di tengah kondisi sepanjang 2020 yang tidak menentu. Selain pandemi COVID-19, harga batu bara yang turun juga ikut menyebabkan penurunan kinerja finansial. “Sepanjang 2020 kami ada beberapa penyesuaian. Dalam kondisi semua perusahaan terkena dampak, saya kria secara umum (kinerja Samindo) masih okelah,” katanya di Jakarta, Senin (29/3).

Menurut Gilbert,  aktivitas operasional Samindo selama tahun lalu banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Kendala terbesar adalah harga batu bara yang terus turun hingga pertengahan 2020. Apalagi sebagian besar produsen batu bara harus menurunkan tingkat produksinya. Indikasi ini tampak dari target produksi batu bara nasional yang lebih rendah dari realisasi 2019. Pemangkasan volume produksi sebagian besar produsen batu bara otomatis mempengaruhi kinerja perusahaan jasa pertambangan.

“Target yang diberikan dari klien kami tentu juga disesuaikan, hal ini pada akhirnya berdampak pada volume produksi,” katanya.

Menururut Gilbert, hampir semua negara di dunia mengalami kontraksi ekonomi dan membukukan pertumbuhan ekonomi negatif akibat pandemi. Perlambatan aktivitas perekonomian berimbas pada permintaan energi, terutama pada dua komoditas utama, yaitu minyak bumi dan batu bara. “Kondisi ini ikut menghambat Samindo selama 2020,” katanya.

Sepanjang 2020, Samindo berupaya memaksimalkan kondisi pandemi dan harga batu bara yang melemah dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Efisiensi tersebut antara lain dilakukan melalui manajemen pemeliharaan peralatan, spare part, juga manajemen bahan bakar yang mencakup 30-40 persen biaya operasional. “Kami  juga sukses mendongkrak efisiensi melalui penerapan digital mining dalam operasionalnya,” katanya.

Ahmad Zaki Natsir, Sekretaris Perusahaan dan Head of Investor Relations Samindo, menambahkan dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas, sepanjang 2020 pihaknya berhasil memindahkan 40 juta bcm batuan penutup dan 10,5 juta ton batu bara. Samindo juga mengistirahatkan sementara beberapa alat berat yang kinerjanya kurang maksimal. “Kami melakukan perawatan mandiri untuk meningkatkan kembali kinerjanya, hal tersebut terbukti cukup efektif dalam menekan biaya operasional kami,” katanya. (DR)