JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memproyeksi dua proyek besar gas bakal memberikan tambahan produksi hampir 3 ribu juta kaki kubik per haru (MMscfd) hingga tahun 2030 nanti. Dua proyek tersebut adalah proyek Masela dan sumur Geng North di blok North Ganal yang baru saja ditemukan oleh ENI.

Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas mengungkapkan dua proyek tersebut bakal jadi salah satu kontributor utama dalam produksi gas nasional. “Kita perkirakan untuk Geng North itu bisa produksi 1.000 MMscfd kemudian ada Masela 1.900 MMscfd,” kata Dwi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (30/11).

Produksi gas memang tidak seperti minyak yang terus menurun dalam satu dekade terakhir. Ini disebabkan adanya temuan cadangan gas di berbagai wilayah dalam beberapa tahun ini.

“Dalam 3-4 tahun ke depan ada tambahan sekitar 3500 MMscfd kalau sekarang 6 ribu kita akan dekati 10 ribu MMscfd,” ujar Dwi.

SKK Migas mencatat adanya kelebihan gas di wilayah Jawa Timur yang belum bisa disalurkan dengan baik ke wilayah lain karena infrastruktur yang belum terbangun. Ini menyebabkan produksi gas belum maksimal, terutama gas yang berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB).

“Untuk salur gas produksi gas ini sangat bagus. Tetapi kita memiliki kendala kelebihan gas di Jatim belum bisa tersalurkan di Jabar yang sangat membutuhkan gas karena pipa Semarang-Cirebon belum tersedia hingga (gas) tertahan di Jatim,” jelas Dwi.

SKK Migas mencatat hingga Oktober 2023 realisasi lifting gas mencapai 5.353 MMscfd atau hanya sebesar 86,9% dari target APBN sebesar 6.160 MMscfd. Hingga akhir tahun nanti SKK Migas memproyeksi lifting gas hanya mencapai 87,7% dari target APBN. (RI)