JAKARTA – Sejalan dengan strategi  meningkatkan nilai tambah komoditas mineral, terutama untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah, pada 2018 PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) telah menandatangani Head of Agreement (HoA) Proyek Pengembangan Pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace Halmahera Timur dengan mitra strategis, yakni Ocean Energy Nickel International Pte Ltd (OENI).

Dimas Wikan Pramudhito, Direktur Keuangan Antam, mengatakan proyek NPI Blast Furnace memiliki total kapasitas produksi mencapai 320.000 ton NPI atau setara dengan 30.000 ton nikel dalam NPI (TNI) yang terdiri dari 8 line produksi.

“Direncanakan dua line pertama akan memulal fase produksi pada kuartal II  2020,” kata Dimas di Jakarta, Senin (11/3).

Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumma Refinery (SGAR) bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang menjadi induk usaha (holding) BUMN tambang. Pabrik SGAR memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).

Pada 2018, Antam bersama dengan Showa Denko KK (SDK) Jepang telah menandatangani akta perjanjian jual beli saham PT Indonesia Chemical Alumma (ICA) sebagai proses final dan perubahan keseluruhan saham SDK di PT ICA oleh Antam. PT ICA adalah perusahaan yang mengoperasikan pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan. Melalui proses ini, Antam secara resmi memiliki keseluruhan 100% saham di PT ICA dimana sebelumnya sebesar 80%,  20% dimiliki SDK. Transaksi jual beli saham SDK di PT ICA dilakukan dengan melalui pembelian yang telah disepakati dalam perjanjian yaiti sebesar US$ 1,00.

“Dengan adanya transfer teknologi, pengembangan produk serta dukungan pemasaran, perseroan optimis komoditas alumina Antam tetap memiliki daya saing global dan dapat memberikan nilai ekonomi yang positif bagi perusahaan dan para pemegang saham,” tandas Dimas.(RA)