SORONG– Ruangan berukuran sekitar 7 X 9 meter dengan dinding warna krem dan ubin keramik putih yang mulai pudar warnanya tampak meriah pada Jumat (28/10/2022) pagi Waktu Indonesia Timur. Sekitar 30-an siswa Sekolah Dasar YPK Klayas di Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat penuh semangat menerima para tamu.

Kedatangan Didik Bahagia, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama Prof Dr Martha Fani Cahyandito, guru besar manajemen lingkungan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, VP CSR and SMEPP Management PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman dan GM KPI Unit 7 Kasim Yusuf Mansyur disertai belasan wartawan nasional dan daerah menambah semangat gabungan siswa kelas 1-6 SD YP Klayas tersebut. Maklum, saat itu mereka mendapat bagian buku “Monster Air yang Selalu Marah” karya fungsi Communication and Relations KPI Unit 7 Kasim. Apalagi saat Didik Bahagia bercerita pada beberapa bagian buku tersebut. Anak-anak Papua tersebut kian bertambah adrenalin untuk mendengarkan.

“Jauh di tanah papua sana terdapat sebuah kampung yang asri dan indah bernama Kampung Klayas, yang artinya air yang mengalir. Sayangnya tidak ada air yang mebgalir di Kampung Klayas,” ucap Didik Bahagia, saat menukilkan bagian buku “Monster Air yang Selalu Marah”.

Puluhan anak duduk melingkar mengelilingi Didik Bahagia, menyimak kisah tentang “Monster Air yang Selalu Marah”. Sebuah edukasi tentang pemanfaatan air bersih dengan bijak, sebagai pembelajaran bagi anak-anak sejak dini, untuk menghemat air bersih.

 

Prof Dr Martha Fani Cahyandito, Guru Besar Manajemen Lingkungan Unpad saat memperlihatkan buku tentang Monster Air yang Selalu Marah kepada siswa SD YPK Klayas. 

Isu penghematan air perlu ditanamkan sejak dini. Apalagi Kampung Klayas, artinya kampung dengan air yang selalu mengalir, makna tersebut jauh dari kenyataan. Faktanya, masyarakat kampung Klayas kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk keperluan mandi dan cuci, warga yang berjumlah sekitar 97 Kepala Keluarga tersebut memanfaatkan air hujan.

Namun sejak ada program Klayas Bersih, kebutuhan air bersih sudah dapat dipenuhi dan dapat diakses di 78 rumah warga kampung Klayas.

Program Klayas Bersih, merupakan kolaborasi PT Kilang Pertamina Internasional dengan Petrogas (Island Ltd, anak usaha RH Petrogas Ltd, sejak 2021. Petrogas sejak 23 April 2020 mengelola Wilayah Kerja Salawati Kepala Burung. Sebelumnya, WK seluas 1.136,82 km2 dan pertama berpdouksi pada 1991 ini dikelola oleh Joint Operating Body Pertamina-PetroChina Salawati.

Sumur-sumber air bersih dan tangki penampungan air milik Petrogas. Agar air bisa dinikmati warga, PT KPI mendukung penyediaan air ke masyarakat melalui pipa pengontrol dan instalasi saluran air ke rumah.

“Air merupakan kebutuhan mendasar yang menjadi isu di Kampung Klayas. Program Klayas Bersih tidak hanya membantu menyalurkan air ke masyarakat, namun juga membentuk kelembagaan masyarakat yakni Dewan Air yang diberikan pelatihan instalasi saluran air, pengaturan pendistribusian, serta perawatan saluran air,”jelas Didik.

Sistem penyaluran air ini dikerjakan oleh kelompok pemuda Klayas, yang tergabung dalam Dewan Air, yang diketuai Nimbrot. Anggota Dewan Air, diberikan pelatihan instalasi air, pengaturan pendistribusian sekaligus perawatan saluran air.

“Saya jadi tahu tentang pengelolaan air bersih dan perawatan saluran air bagi masyarakat,”ujar Nimbrot.

Edukasi tentang penghematan air ini sejalan dengan kebijakan keberlanjutan perusahaan. Penghematan air menjadi topik dalam mendukung pelestarian air bersih.

Fajriyah Usman, VP CSR & SMEPP Management Pertamina saat berdialog dengan salah seorang siswa SD YPK Klayas. 

“Program edukasi hemat air bersih dengan media buku cerita, sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDG’s) tujuan ke-6 yakni penyediaan air bersih dan sanitasi layak, dimana memberikan akses bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih, serta mendorong upaya dalam efisiensi penggunaan air bersih,” kata Fajriyah Usman, VP CSR & SMEPP Management Pertamina. (DR)