JAKARTA – Direksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding hulu PT Pertamina (Persero) dipanggil Pelaksana Tugas Direktur Jenderal  Migas dan Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial. Berdasarkan pengamatan Dunia Energi, Jumat (4/9), Budiman Parhusip, Direktur Utama PHE dan Taufik Aditiyawarman,  Direktur Pengembangan dan Produksi PHE  hadir memenuhi pemanggilan tersebut.

Belum jelas apa yang akan dibahas, namun Budiman sebelumnya mengungkapkan  Pertamina tengah mengajukan tambahan insentif, termasuk split atau bagian dari kontrak bagi hasil migas.

Menurut Budiman, aset-aset yang dikelola Pertamina sudah memasuki masa natural decline atau penurunan produksi secara alami.

“Ini buat kapasitas produksi migas Indonesia terus turun,” kata Budiman, baru-baru ini.

Untuk itu, dalam rencana kerjanya Pertamina telah menyusun beberapa program. Untuk jangka pendek misalnya beberapa tindakan teknis seperti infill drilling serta well intervention pasti akan dilakukan yang termasuk rencana jangka pendek. Berbagai tindakan itu diharapkan bisa membantu menahan penurunan produksi.

Diluar itu, Pertamina juga memiliki rencana jangka menengah yakni dengan meminta dukungan dari pemerintah berupa tambahan bagi hasil di beberapa lapangan agar keekonomian menjadi lebih baik.

Menurut Budiman, dengan bagi hasil lebih baik maka perusahaan bisa leluasa dalam melakukan eksekusi proyek. Apalagi untuk jangka menengah ada gross split dan cost recovery dengan turunnya harga minyak,  ikut menurunkan keekonomian lapangan dan proyek.

“Kami pikirkan untuk mencoba mengajukan proposal ke pemerintah berupa insentif gross split atau cost recovery, sehingga kegiatan untuk naikan produksi dan melakukan eksekusi proyek bisa lebih ekonomis sehingga produksi bisa bertahan dan meningkat,” ungkap Budiman.

Hingga akhir tahun ini Pertamina memproyaksi produksi mencapai 725 ribu barel setara minyak per hari (barrel oil equivalent per day/boepd). Jumlah tersebut akan terus ditingkatkan hingga produksi menjadi 910 ribu boepd di 2024 dengan rincian produksi minyak sebesar 380 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 530 ribu boepd atau setara dengan 3.071 juta kaki kubik per hari (mmscfd).

“Target pertamina untuk produksi minyak domestik sebesar 310 ribu bph di tahun ini, kemudian di 2021 menjadi 360 ribu bph, selanjutnya meningkat di 2022 sebesar 390 ribu bph, di 2023 sebesar 385 ribu bph, dan di 2024 menjadi 380 ribu bph,” kata Budiman.

Dia menambahkan untuk produksi gas,  ditargetkan sebesar 2.403 mmscfd pada tahun ini kemudian diproyeksikan turun menjadi 2.295 mmscfd pada 2021. Produksi meningkat menjadi 2.703 mmscfd pada 2022, lalu meningkat jadi 2.850 mmscfd pada 2023, dan mencapai 3.701 mmscfd pada 2024.

Dalam data perseroan terungkap rencana pengeboran sumur eksploitasi yang akan terus meningkat. Tahun ini ditargetkan 244 pegeboran sumur di tahun ini dan meningkat menjadi 298 sumur di tahun 2022. Kemudian dilakukan pengeboran 437 sumur di tahun 2023, serta 615 sumur di 2024.

Pertamina juga melakukan kerja ulang sumur atau workover di sekitar 500an sumur. Tahun ini ditargetkan workover di 554 sumur, turun menjadi 441 sumur tahun depan lalu pada tahun 2022 meningkat lagi menjadi 560 sumur , lalu turun lagi pada tahun 2023 menjadi 527 sumur dan workover tahun 2024 menjadi 583 sumur.

Pertamina juga melakukan well service di 11.513 sumur tahun ini. Lalu bertambah kegiatan di 16.122 sumur tahun 2021. Pada tahun 2022 well service dilakukan di 18.606 sumur. Tahun 2023 dilakukan di 18.443 sumur dan tahun 2024 dilakukan di 18.270 sumur.

Sementara jumlah sumur eksplorasi yang dibor naik dari 14 sumur di tahun ini menjadi 17 sumur di 2021, 20 sumur di 2022, 26 sumur di 2023, dan 27 sumur di 2024.

Taufik saat dikonfirmasi tidak menjelaskan  spesifik pertemuan tersebut tapi ia menggarisbawahi isi pertemuan tentang bagaimana meningkatkan dan memaksimalkan potensi produksi dan menarik investasi pada sektor hulu migas.

Menurut Taufik, Pertamina telah ajukan penambahan split di beberapa blok migas yang dikelolanya.

“Setahu saya sudah diusulkan untuk beberapa wilayah kerja yang memerlukan tambahan insentif agar sustain,” kata Taufik.(RI)