JAKARTA – Pemerintah bakal antisipasi potensi meningkatnya ketegangan di timur tengah dengan mengkaji potensi untuk mencari alternatif sumber pasokan energi yang selama ini harus dipenuhi dari impor.

Djoko Siswanto, Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN), mengungkapkan ada tiga komoditas energi utama yang sangat rentan terhadap kondisi yang memanas di timur tengah sekarang pasca saling serang antara Israel dan Iran.

“Kita masih ada tiga komoditi impor besar, BBM berupa bensin, minyak mentah dan LPG kita harus antisipasi, caranya ketahui data ketahanan stok kita. cari alternatif pengganti. pasarnya, atau alternatif penggunaan,” kata Djoko kepada Dunia Energi, Rabu (17/4).

Pemerintah kata Djoko juga bakal memastikan kondisi ketahanan energi nasional. Dari situ baru akan dilakukan langkah antisipatif. Selain itu jika memang sudah mendesak maka pemerintah bakal menambah stok energi. “Harus tahu dulu kapasitas berapa hari, kalau kita masih bisa impor penuhin tangki-tangki yang ada. Harga naik apa boleh buat, kalau sudah nggak ada bisa lebih mahal, Pertamina pemerintah harus bergerak,” ungkap Djoko.

Menurut dia, pemerintah bisa langsung melakukan koordinasi dengan negara – negara anggota International Energy Agency (IEA) untuk bisa mendapatkan informasi tentang ketersediaan pasokan.

Kemudian langsung menyisir sumber pasokan lain untuk LPG ataupun BBM bensin. Peran duta besar di berbagai negara kali ini sangat dibutuhkan untuk melakukan berbagai lobi agar Indonesia bisa mendapatkan akses pasokan tiga komoditas energi tersebut. “Kita ada duta besar di seluruh dunia mereka harus bergerak komunikasi,” tegas Djoko.

Tutuka Ariadji, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan bahwa pemerintah memprediksi harga minyak dunia bisa tembus US$100an per barel dalam waktu dekat, apalagi jika ketegangan terus berlanjut atau meningkat.

“Kalau menurut pendapat kami US$5-US$10 per barel, jadi kalau sekarang kan US$90an jadi kalau menurut kami memang untuk naik mendekati US$100an kayaknya bisa terjadi,” ungkap Tutuka.

Seperti diketahui, Indonesia boleh jadi negara yang bakal terdampak cukup besar jika perang skala besar benar-benar terjadi di timur tengah. Pasalnya pasokan energi Indonesia seperti minyak mentah, BBM ataupun LPG berasal dari timur tengah. (RI)