JAKARTA – PT Pupuk Indonesia menyatakan bahwa pupuk berbasis gas (nitrogen) dalam produktivitas pertanian tanaman pangan, karena mampu meningkat produktivitas hingga 56%.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama Pupuk Indonesia menjelaskan bahwa jenis pupuk berbasis gas seperti Urea dan NPK adalah yang paling banyak dibutuhkan oleh petani. “Sehingga ketersediaan dan keterjangkauan harga gas bumi akan berpengaruh dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” kata Rahmad dalam media gathering, Senin (18/3).

Tahun ini, Pupuk Indonesia hingga 11 Maret 2024 juga sudah menyiapkan stok pupuk subsidi dan nonsubsidi sebesar 1,78 juta ton.

Harga gas untuk sebagian industri, termasuk pupuk saat ini dipatok US$6 per MMBTU. Namun, kebijakan itu akan berakhir pada tahun ini. Pemerintah belum menerbitkan aturan baru yang menjadi fondasi keberlajutan kebijakan tersebut.

Rahmad menuturkan bahwa gas merupakan komponen biaya terbesar dalam biaya produksi urea. “70% untuk harga pokok produksi Urea itu biaya gas, sisanya biaya nongas,” ungkap Rahmad.

Sementara untuk pembuatan NPK porsi jauh lebih kecil yakni hanya 8%. Pemerintah sendiri mengamanatkan untuk menambah produksi pupuk subsidi. Kapasitas produksi urea Pupuk Indonesia ditargetkan mencapai 9,4 juta ton per tahun sementara NPK 4,5 juta ton per tahun. (RI)